Gubernur Bali Wayan Koster: Penanganan Pelanggaran Nyepi di Loloan Timur Akan Dilakukan dengan Hati-Hati

Gubernur Bali Wayan Koster: Penanganan Pelanggaran Nyepi di Loloan Timur Akan Dilakukan dengan Hati-Hati

Denpasar – Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan bahwa dirinya akan menangani persoalan pelanggaran yang terjadi saat perayaan Hari Raya Nyepi di Loloan Timur, Jembrana, dengan pendekatan penuh kehati-hatian dan kebijaksanaan.

Hal ini disampaikan Koster dalam pertemuan dengan awak media pada Selasa (2/4/2025). Ia menegaskan bahwa penyelesaian masalah tersebut tidak boleh menimbulkan persoalan baru, apalagi berpotensi memperkeruh suasana kehidupan sosial masyarakat Bali yang harmonis.

"Saya kira itu tidak sepantasnya dilakukan. Tentu harus disikapi dengan cara yang baik, tidak menimbulkan persoalan. Jangan sampai menyelesaikan masalah tapi justru menimbulkan masalah baru," ujarnya.

Kejadian yang menjadi sorotan publik adalah beredarnya video yang menunjukkan sejumlah warga di Loloan Timur keluar rumah dan beraktivitas seperti biasa saat Hari Raya Nyepi, termasuk melakukan kegiatan jual beli.
Tindakan tersebut dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap tradisi dan tata tertib Hari Raya Nyepi, di mana seluruh umat Hindu di Bali melaksanakan tapa brata penyepian dengan penuh khidmat, termasuk tidak keluar rumah dan menahan diri dari aktivitas duniawi.

Gubernur Koster menyatakan bahwa kejadian ini jelas tidak pantas dilakukan dan harus disikapi secara bijak, mengingat kerukunan antarumat beragama di Bali merupakan nilai penting yang harus dijaga bersama.

Sebagai bentuk komitmen untuk menyelesaikan persoalan secara inklusif dan damai, Koster menyebut bahwa pihaknya akan mengadakan pertemuan dengan berbagai organisasi Islam setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Pertemuan tersebut akan melibatkan:

  • Majelis Ulama Indonesia (MUI)

  • Tokoh-tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah

  • Organisasi keagamaan lainnya

"Habis Idul Fitri saya akan bertemu dengan MUI, tokoh-tokoh umat Muslim di NU dan Muhammadiyah, dan juga organisasi lain, untuk membahas hal-hal seperti kejadian di Jembrana kemarin," jelas Koster.

Gubernur dua periode ini menegaskan pentingnya menjaga kedamaian, toleransi, dan kerukunan di tengah masyarakat Bali yang multikultural. Ia berharap langkah dialog dan pendekatan lintas agama ini dapat menjadi jalan penyelesaian tanpa memperkeruh suasana, serta memperkuat semangat saling menghormati antarumat beragama di Bali.

"Dengan langkah hati-hati dan melibatkan semua pihak, saya yakin persoalan ini bisa diselesaikan secara baik, tanpa menimbulkan ketegangan baru," tutup Koster.