Satu Rahim, Satu Iman: Reuni SATI Satukan Pelayanan Lintas Generasi

Reuni SATI satukan alumni lintas generasi untuk bangun persaudaraan dan pelayanan bersama. Dari satu rahim, untuk satu Kerajaan!

Satu Rahim, Satu Iman: Reuni SATI Satukan Pelayanan Lintas Generasi
Penulis (pakai udeng) bersama Ketua STT SATI, Pdt. Agustinus Dermawan, M.Div., seusai wawancara khusus dalam rangka Reuni Alumni SATI 2025 di Karanglo, Malang. (Dok. Pribadi)

Karanglo, MalangReuni akbar alumni Sekolah Tinggi Teologi (STT) Satyabhakti Indonesia (SATI) yang digelar di kampus Karanglo bukan sekadar ajang temu kangen. Bagi Pdt. Agustinus Dermawan, M.Div., Ketua STT SATI, pertemuan ini adalah momen spiritual yang sarat makna: menyatukan kembali hati, pikiran, dan semangat pelayanan lintas generasi dan denominasi.

Dalam wawancara eksklusif, Pdt. Agustinus menyampaikan bahwa inti dari reuni ini adalah untuk mengingat kembali akar persaudaraan yang mengikat seluruh alumni SATI. "Kami semua pernah dikandung oleh rahim yang sama, yakni STT SATI. Maka sekalipun kita berbeda angkatan, berbeda gereja, bahkan berbeda latar belakang, kita tetap saudara. Kita semua dilahirkan oleh lembaga yang sama," ujarnya dengan penuh semangat.

Menurutnya, kesadaran akan persaudaraan ini bukan hanya simbolik, tapi menjadi kekuatan rohani yang nyata dalam menghadapi tantangan pelayanan. "Salah satu tantangan terbesar dalam pelayanan adalah perasaan sendiri. Tapi melalui reuni ini, kita diingatkan bahwa kita tidak sendiri. Kita punya saudara-saudara yang seiman, seperjalanan, dan seperjuangan," lanjutnya.

Namun, reuni ini tak berhenti pada dimensi emosional atau spiritual semata. Ada tujuan ke depan yang juga menjadi fokus penting: membangun jejaring (networking) pelayanan yang lebih kuat dan relevan. Pdt. Agustinus menekankan bahwa momentum reuni bisa menjadi sarana strategis untuk bertukar pikiran, berbagi pengalaman, hingga mengembangkan kolaborasi konkret di lapangan pelayanan.

“Reuni ini membuka ruang bagi alumni untuk berbagi sumber daya dan ide. Misalnya, ada alumni yang kini terlibat dalam pelayanan melalui unit usaha kecil atau UKM. Mereka tidak hanya berbisnis, tapi menjadikannya sebagai sarana menjangkau jiwa dan memperlengkapi gereja untuk masuk ke berbagai lapisan masyarakat,” jelasnya.

Gagasan tentang UKM dalam pelayanan mencerminkan bahwa SATI terus mendorong lulusannya untuk adaptif terhadap perubahan zaman. Pelayanan bukan hanya di mimbar, tetapi juga dalam bentuk kreatif dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Lebih jauh, ia menyebutkan bahwa kepercayaan atau trust yang telah terbangun di antara para alumni menjadi modal besar untuk kolaborasi pelayanan masa depan. Karena ikatan persaudaraan telah terbentuk sejak masa studi, pertemuan seperti ini menjadi peluang emas untuk membangun pelayanan kerajaan Allah secara bersama-sama.

“Kita tidak hanya berkumpul demi kenyamanan dan nostalgia. Tapi kita ingin menanyakan: Apa yang Tuhan mau kerjakan melalui jaringan ini? Bagaimana kita bisa membangun pelayanan yang lebih luas, berdampak, dan saling memperkuat?” tutur Pdt. Agustinus.

Reuni ini juga membawa para alumni kembali menatap almamater mereka dengan penuh rasa syukur dan harapan. Dalam pandangannya, STT SATI adalah ladang yang telah menabur banyak benih ilahi, dan para alumninya adalah buah-buah dari benih tersebut.

“Kami percaya, Tuhan mendengar doa-doa para alumni bagi alma maternya. Tiap kali mereka datang kembali ke kampus dan melihat perkembangan yang terjadi—baik secara fasilitas, jumlah mahasiswa, maupun visi pelayanan—itu menjadi tanda bahwa Tuhan masih bekerja di tempat ini,” kata Pdt. Agustinus.

Ia pun mengajak seluruh alumni untuk terus mendukung perjalanan STT SATI. Dukungan tersebut tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga melalui doa, relasi pelayanan, serta keterlibatan aktif dalam mempersiapkan generasi pelayan Tuhan selanjutnya.

Di tengah dunia yang terus berubah dan pelayanan yang semakin kompleks, STT SATI ingin tetap menjadi rahim yang melahirkan pelayan-pelayan Tuhan yang tidak hanya kuat secara teologi, tetapi juga tangguh dalam menghadapi realita zaman. Dan melalui reuni seperti ini, SATI mempererat kembali tali kasih, memperbarui visi, dan merancang langkah pelayanan ke depan dengan semangat kebersamaan. (Agus Sugiarta)