Pemanfaatan Limbah Ayam sebagai Sumber Pakan Alternatif pada Budidaya Ikan Lele
Tingginya harga pakan ikan mendorong para pelaku budidaya ikan lele untuk mencari alternatif pakan yang lebih efisien. Salah satu upaya tersebut dilakukan oleh Bapak Ahmad Abdul Aziz, pelaku usaha ayam potong yang memanfaatkan limbah hasil pemotongan ayam sebagai pakan alternatif bagi ikan lele yang dibudidayakannya.
Guetilang.com, Malang – Tingginya harga pakan ikan masih menjadi persoalan utama dalam budidaya ikan lele. Para pelaku budidaya mengeluhkan tingginya biaya pakan dapat mencapai 60-70% dari biaya produksi. Kondisi tersebut menyebabkan keuntungan yang didapatkan pembudidaya relatif kecil, terutama akibat mahalnya harga pakan pelet komersial yang selama ini menjadi pakan utama dalam budidaya ikan lele.
Situasi tersebut mendorong pelaku budidaya lele untuk mencari alternatif pakan yang lebih efisien. Salah satu upaya tersebut dilakukan oleh Bapak Ahmad Abdul Aziz, pelaku usaha ayam potong yang memanfaatkan limbah hasil pemotongan ayam sebagai pakan alternatif bagi ikan lele yang dibudidayakannya. Bapak Ahmad Abdul Aziz menjelaskan bahwa limbah ayam dari usaha ayam potong yang dijalankannya selama ini kerap terbuang dan berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Melihat kondisi tersebut, ia berinisiatif mengolah limbah ayam agar memiliki nilai guna sekaligus mendukung efisiensi biaya produksi dalam usaha budidaya lele.
Limbah ayam yang dimanfaatkan berasal dari bagian sisa pemotongan ayam yang tidak dikonsumsi diantaranya darah, usus, dll. Limbah tersebut diketahui memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, sehingga berpotensi menjadi sumber nutrisi alternatif bagi ikan lele. Sebelum diberikan kepada ikan lele, limbah tersebut terlebih dahulu dipilah, dibersihkan, dan diolah melalui proses perebusan hingga matang. Proses pengolahan ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan keamanan pakan.
Menurut Bapak Ahmad Abdul Aziz, pemberian pakan alternatif dalam kondisi matang dinilai lebih baik untuk mendukung perkembangan ikan lele. Pakan yang telah dimasak dinilai lebih mudah dicerna, sehingga dapat membantu pertumbuhan ikan secara optimal.
“Pakan alternatif yang sudah matang lebih bagus untuk perkembangan lele. Selain lebih aman, ikan juga lebih cepat tumbuh,” jelasnya.
Pemanfaatan limbah ayam sebagai pakan alternatif ini dinilai mampu menekan biaya produksi secara signifikan. Dengan berkurangnya ketergantungan terhadap pakan pelet komersial, pengeluaran untuk pakan dapat ditekan sehingga usaha budidaya menjadi lebih efisien. Selain memberikan manfaat ekonomi, langkah ini juga berdampak positif terhadap lingkungan. Pemanfaatan limbah ayam membantu mengurangi volume limbah organik yang berpotensi mencemari lingkungan sekitar usaha ayam potong, sekaligus mendukung pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan.
Bapak Ahmad Abdul Aziz berharap inovasi pemanfaatan limbah ayam sebagai pakan lele dapat menjadi solusi bagi pembudidaya lain yang menghadapi tingginya biaya pakan. Ia menilai, dengan pengolahan yang tepat dan pendampingan dari pihak terkait, inovasi ini dapat diterapkan secara lebih luas dan berkelanjutan.
Indah Sofi H.