Bertahan Sejak Pandemi, Kandang Puyuh Petelur Agus di Desa Dilem Kian Berkembang

Usaha Kandang Puyuh Petelur Agus milik Ibu Nur dan Bapak Agus di Desa Dilem terus berkembang sejak dirintis pada masa pandemi. Dengan ribuan burung puyuh dan produksi telur harian, usaha ini menjadi sumber penghidupan keluarga serta memiliki rencana pengembangan produk olahan telur puyuh.

Bertahan Sejak Pandemi, Kandang Puyuh Petelur Agus di Desa Dilem Kian Berkembang

Purworejo - Usaha ternak telur puyuh Kandang Puyuh Petelur Agus yang berlokasi di Desa Dilem terus menunjukkan perkembangan positif sejak dirintis pada masa pandemi Covid-19. Usaha milik Ibu Nur dan Pak Agus ini mulai berdiri sejak tahun 2019 dan menjadi salah satu usaha mandiri yang mampu bertahan di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

Usaha ini berawal dari pengalaman Bapak Agus yang bekerja sebagai pembuat kandang ternak. Dari pengalaman tersebut, Ibu Nur dan Bapak Agus kemudian berinisiatif untuk membangun usaha sendiri di bidang peternakan telur puyuh. Pada tahap awal, kandang burung puyuh masih ditempatkan di rumah kosong milik orang tua. Seiring meningkatnya produksi, pada tahun 2022 usaha ini berkembang dengan membangun kandang permanen seperti yang digunakan hingga saat ini di Desa Dilem.

Saat ini, Kandang Puyuh Petelur Agus memiliki sekitar tiga ribu lima ratus ekor burung puyuh. Sekitar seribu lima ratus ekor di antaranya sudah tidak maksimal dalam menghasilkan telur sehingga direncanakan akan dijual sebagai puyuh pedaging dan diganti dengan burung puyuh yang baru. Produksi telur puyuh dapat mencapai sekitar sepuluh kilogram dalam satu kali panen dan dilakukan setiap hari.

Perawatan burung puyuh dilakukan secara rutin untuk menjaga kualitas dan produktivitas. Kebersihan kandang dibersihkan setiap dua hari sekali, pakan diberikan satu kali sehari, serta vitamin diberikan satu hingga dua kali sebulan.Air minum yang digunakan adalah air mineral dan kosentrat. Selain itu, ketenangan lingkungan kandang juga menjadi perhatian karena suara bising dapat memengaruhi kualitas produksi telur.

Harga jual telur puyuh bersifat fluktuatif, berkisar antara dua puluh lima ribu hingga tiga puluh ribu rupiah. Hasil produksi dipasarkan ke salah satu perusahaan di Kabupaten Magelang, wilayah Kecamatan Bruno, serta ke Pasar Wirun dan Pasar Kemiri.

Duta Red Sugar, Cerita Usaha Gula Merah dari Desa Dilem yang Terus Bertumbuh

Ke depan, Ibu Nur dan Bapak Agus berencana mengembangkan usaha dengan memproduksi telur puyuh asin yang akan dipasarkan secara daring. Namun, rencana tersebut masih terkendala minimnya pengetahuan terkait proses pembuatan telur puyuh asin. Meski demikian, keduanya berharap usaha Kandang Puyuh Petelur Agus di Desa Dilem dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga serta masyarakat sekitar.