Jaga Ekosistem Mangrove Melalui Wisata Edukasi

Jaga Ekosistem Mangrove Melalui Wisata Edukasi

Jaga Ekosistem Mangrove Melalui Wisata Edukasi

Guetilang.com
Bengkulu_Bengkulu memiliki panjang garis pantai mencapai 525 KM dengan pesona wisata alam yang sangat indah. Salah satunya adalah pesona ekowisata mangrove Kampung Jenggalu Kito Kota Bengkulu.
Kampung Jenggalu Kito, menjadi salah satu pusat wisata alam yang berbasis hutan mangrove, wisatawan yang datang akan memperoleh pengetahuan cara pembibitan hingga merawat mangrove.
Kampung Jenggalu Kito yang terletak di kelurahan Lingkar Barat Kecamatan Gading Cempaka kota Bengkulu ini digagas oleh Latun (Lestari Alam lauT Untuk Negeri). Sebuah organisasi yang peduli akan kelestarian lingkungan bersama masyarakat setempat menjaga mangrove. 
Mangrove memiliki manfaat potensial untuk mencegah terjadinya abrasi di pesisir pantai. Selain itu juga mampu untuk menghalau tsunami dan menjadi ekosistem bagi berbagai macam biota laut. 
Pembina Kampung Jenggalu Kito, Rifi Zulhendri menjelaskan, Kampung Jenggalu Kito merupakan wilayah kawasan ekosistem mangrove, edukasi melalui edu ekowisata mangrove di sekitar kawasan bagi wisatawan yang datang sekaligus kampanye pelestarian mangrove.
"Jadi wisatawan atau warga yang datang akan mendapat edukasi soal pembibitan hingga cara menanam mangrove, jadi sangat cocok bagi keluarga yang ingin mengenalkan manfaat mangrove sejak dini," jelas Rifi, Minggu (21/8/2022).
Rifi mengatakan, selain memperkenalkan cara pembibitan, para pengunjung akan diajak berkeliling menggunakan perahu melihat hutan mangrove yang ada di sekitar muara Jenggalu.
"Setelah usai mengajak pengunjung melihat cara pembibitan mangrove, kita akan mengajak pengunjung berkililing dihutan mangrove," kata Rifi.
Setiap satu orang yang ingin melihat dan berswafoto di hutan mangrove menggunakan perahu kata Rifi, cukup membayar Rp 10 - 15 ribu per orang.
"Kita juga menyediakan paket khusus bagi pengunjung yang ingin menikmati makanan dan minuman kelapa muda sajian kampung Jenggalu Kito," papar Rifi.
Nah bagi pengunjung yang tidak ingin berkeliling di hutan mangrove, juga disediakan sahung atau pondok di sekitar muara Jenggalu untuk pengunjung bersantai bersama keluarga atau teman.
Salah seorang pengunjung, Stella (20) warga kota Bengkulu mengatakan, selama ini tidak mengetahui cara menanam mangrove dan bagaimana cara mengambil bibitnya, makanya berkunjung ke Kampung Jenggalu Kito.
"Rasa ingin tahu awalnya, karena selain bisa belajar dan melihat langsung cara merawat mangrove, hutan mangrove juga tempat menarik buat berfoto," ungkap Stella.
Stella berharap Kampung Jenggalu juga bisa menyediakan makanan khas hasil muara Jenggalu, seperti halnya kepiting bakau, udang dan ikan.
"Ini kalau ada kuliner kepiting bakau pasti lebih seru lagi," tutup Stella.
Ternyata di Kampung Jenggalu Kito ini juga telah ada teh mangrove, kerupuk mangrove, kripik mangrove.