Bengkulu_Terjadinya kasus kekerasan yanga dilakukan kepala sekolah terhadap siswi SMP dikota Bengkulu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu mengimbau kepada seluruh kepala sekolah dan guru agar tak melakukan tindakan di luar batas ketika memperingati siswa/i yang agak bandel atau membuat kesalahan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Bengkulu, Sehmi meminta, semuanya harus besikap humanis dan tak melakukan pembullyan atau kekerasan terhadap siswa/i.
"Saya meminta kepada seluruh kepala sekolah, guru TK, SD, SMP di wilayah Kota Bengkulu untuk tak melakukan kekerasan, pembullyan terhadap siswa, baik itu berupa fisik maupun non-fisik. Kita belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, jangan sampai hal serupa terulang lagi," kata Sehmi, Selasa (15/11/2022).
Sehmi menjelaskan, sudah seharusnya guru mengayomi para siswa dan memperlakukan siswanya secara adil. Meski mereka memiliki berbagai latar belakang dan karakter yang berbeda. Guru harus mampu meluruskan akhlak siswa yang kurang baik. Inilah tantangan guru dalam membentuk karakter siswa.
"Bapak-ibu guru kita ini mendapat titipan atau amanah untuk menjaga, mendidik anak-anak negeri atau negara ini untuk melanjutkan ahli waris karena merekalah penerus bangsa nantinya. Maka dari itu, mari kita menjaga stabilitas fisik maupun mental anak-anak tersebut, karena kekerasan-kekerasan fisik maupun non fisik akan berakibat buruk ke depannya," jelas Sehmi.
Sehmi mengungkapkan, imbauan ini dilakukan buntut dari oknum Kepala Sekolah SMP Negeri 20 Kota Bengkulu yang tersandung dugaan penganiayaan terhadap salah satu siswanya. Meskipun belum ada keputusan hukum bersalah atau tidaknya, Dikbud tetap mempertegas imbauan tersebut kepada seluruh guru yang ada di Kota Bengkulu.
Diketahui sebelumnya, seorang siswi dijambak dan dicekik kepala sekolah, yang marah saat memberikan pengarahan seorang siswi berbicara bersama siswi lainnya, karena tidak terima kepala sekolah menarik rambut dan mencekik siswi tersebut dihadapan siswi lainnya, atas perbuatan tersebut, siswi takut sekolah dan trauma dan kepala sekolah dilaporkan orang tua siswi kepolda Bengkulu.