BPS: Pengangguran Terbesar Lulusan SMK dan SMA
Guetilang.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat masih ada 7,2 juta pengangguran di Indonesia sampai Februari 2024. Dari jumlah ini, paling banyak adalah tamatan SMK dan SMA. Plt Kepala BPS Amalia Widyasanti mengatakan penduduk yang paling banyak bekerja adalah lulusan SD ke bawah. Lalu disusul oleh lulusan SMA dan SMP.
Secara rinci, jumlah penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 214 juta orang. Dari jumlah itu yang tercatat sebagai angkatan kerja sebanyak 149,38 juta orang, tetapi yang terserap atau bekerja hanya 142,18 juta orang sehingga sisanya 7,2 juta orang masih menganggur.
"Pengangguran ini masih tinggi lantaran jumlah angkatan kerja yang muncul tak semuanya terserap atau mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran dari lulusan SMK masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 8,62 persen. Lalu, tamatan SMA sebesar 6,73 persen dan Diploma IV, S1, S2, S2 sebanyak 5,63 persen," jelas Amalia Widyasanti saat jumpa pers, Jakarta, Senin (06/052024).
Sementara itu, pengangguran yang paling rendah adalah lulusan pendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 2,38 persen. Lalu, SMP sebesar 4,28 persen dan Diploma I/II/III sebanyak 4,87 persen.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang merupakan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja menunjukkan cenderung yang cukup signifikan dari 5,45% pada Februari 2023 menjadi 4,82% pada Februari 2024 atau turun 0,63 poin persentase.
Apabila dilihat berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh angkatan kerja, jumlah pengangguran terbanyak datang dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Cukup mengenaskan mengingat justru angkatan kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi.
TPT tamatan SMK masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 8,62% dan di posisi kedua yakni TPT tamatan SMA sebesar 6,73%. Sementara itu, TPT yang paling rendah adalah pendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 2,38%.
Salah satu faktor utama banyaknya lulusan SMK yang menganggur karena masih adanya ketidakselarasan antara kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan industri/dunia kerja.
Oleh karena itu, perlu adanya pembaharuan kurikulum maupun kompetensi agar dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja.