Toleransi Kunci Dalam Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama

Toleransi Kunci Dalam Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama
Toleransi merupakan kunci dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, adalah sikap saling menghormati, menerima, dan menghargai perbedaan agama antara individu atau kelompok.

Guetilang.com, Jakarta - Pancasila sebagai dasar negara menjadi panduan dalam menjunjung moderasi beragama. Sila pertama, "Ketuhanan yang Maha Esa", mencerminkan komitmen kebangsaan untuk menghargai keberagaman agama dan kepercayaan. Masyarakat perlu membangun sikap saling menghormati dan menghargai keyakinan orang lain, sehingga tidak ada pihak yang merasa dianaktirikan atau dikesampingkan.

Toleransi merupakan kunci dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, adalah sikap saling menghormati, menerima, dan menghargai perbedaan agama antara individu atau kelompok.

Bukan hanya sekadar sikap saling menghormati, tetapi juga saling membantu dan bekerja sama untuk menciptakan suasana damai dan harmonis. Tidak ada agama yang mengajarkan kebencian dan kekerasan, sehingga penting bagi setiap individu untuk mengekang diri dari prasangka dan kebencian.

Toleransi dalam konteks moderasi beragama mencakup kemampuan untuk menghargai perbedaan keyakinan dan agama orang lain, serta memberi mereka kebebasan untuk mengekspresikan keyakinan mereka tanpa rasa takut atau tekanan. Ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masing-masing individu untuk tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang unik dan berharga, sekaligus memperkaya kehidupan bersama dalam masyarakat yang beragam.

Sebagai contoh moderasi beragama dalam indikator toleransi, kita bisa melihat bagaimana masyarakat Indonesia menjalani kehidupan sehari-hari dengan saling menghargai dan menghormati perayaan agama yang berbeda. Ketika umat Islam merayakan Idul Fitri, umat Kristen, Hindu, Buddha, dan lainnya turut berpartisipasi dalam kebahagiaan dan kebersamaan, seperti mengunjungi rumah tetangga yang merayakan, saling mengucapkan selamat, atau bahkan membantu persiapan. Hal serupa juga terjadi ketika umat agama lain merayakan hari besar mereka.

Selain itu, toleransi juga tercermin dalam bagaimana masyarakat bersikap terhadap keberagaman tradisi dan cara beribadah yang ada di Indonesia. Misalnya, masyarakat yang tinggal di sekitar tempat ibadah yang berbeda, seperti masjid, gereja, pura, atau vihara, saling menghormati dengan menjaga kebersihan lingkungan, mengendalikan suara, dan tidak mengganggu aktivitas ibadah yang sedang berlangsung. Hal ini menciptakan suasana yang kondusif untuk kegiatan keagamaan dan menguatkan ikatan persaudaraan antar umat beragama.

Contoh lain dari toleransi dalam moderasi beragama adalah saling menghargai hak individu untuk memilih keyakinan dan cara hidup yang mereka anut. Tidak jarang kita melihat pernikahan antar agama yang diadakan dengan penuh kerukunan dan rasa saling menghormati. Baik keluarga maupun masyarakat sekitar mendukung dan menghargai keputusan kedua mempelai untuk bersatu dalam pernikahan dengan tetap menjaga keyakinan dan agama masing-masing. Ini merupakan wujud nyata dari toleransi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bukti bahwa moderasi beragama dapat terwujud dalam kehidupan nyata.

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya dan agama. Salah satu prinsip utama yang dianut bangsa ini adalah "Bhinneka Tunggal Ika" atau "berbeda-beda tetapi tetap satu". Dalam konteks keberagaman, moderasi beragama memiliki peran penting untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

Moderasi beragama tercermin dalam komitmen kebangsaan yang menjunjung keberagaman, toleransi yang menghargai perbedaan keyakinan, penolakan terhadap segala bentuk kekerasan atas nama agama, serta penerimaan dan akomodasi terhadap kekayaan budaya dan tradisi yang ada dalam masyarakat.

sumber: kemenag.go.id, editor: tim redaksi