Film Anak Titipan Setan jadi film Pertama di Indonesia yang Berteknologi XR Tech
GUETILANG, JAKARTA - Film Indonesia mendapat sambutan hangat dari penonton film pasca pandemi Covid-19, lonjakan penonton hingga 50 juta penonton tercatat hingga Desember 2022 pun menjadi angin segar bagi dunia perfilman di Indonesia. Angka ini diprediksi akan terus bertambah dan melampaui rekor penonton film Indonesia pada tahun 2019.
Menariknya, angka penonton ini banyak disumbang oleh film bergenre horor. Menurut filmindonesia.or.id, dari 15 film dengan raihan penonton tertinggi, 9 di antaranya adalah film dengan genre horor. Hal ini pun semakin mempertegas positioning bahwa dalam beberapa tahun terakhir, film dengan genre horor mendapatkan apresiasi yang tinggi dari penonton film Indonesia.
Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perfilman, PFN (Perum Produksi Film Negara) merespon situasi ini dengan positif.
Perannya sebagai lembaga pembiayaan untuk kemajuan ekosistem film di Indonesia dengan berkolaborasi bersama Production House (PH).
Salah satu film yang tahun ini kerjasama pembiayaannya dilakukan oleh Perum PFN adalah Anak Titipan Setan, yang diproduksi oleh Jaman Studio.
“Kolaborasi antara PFN dengan Jaman Studio merupakan titik awal dari tahap transisi PFN yang dulunya memproduksi sebuah Film dan sekarang menjadi suatu lembaga negara pembiayaan film, harapannya ekosistem perfilman di Indonesia dapat semakin maju dalam memberikan kontribusi di dunia hiburan, pendidikan, budaya dan sosial khususnya untuk masyarakat Indonesia. Serta mewujudkan ide-ide kreatif di kalangan perfilman. Apalagi PFN sudah punya XR Studio dan untuk pertama kali film Anak Titipan Setan menerapkannya,” tutur Dwi Heriyanto B, selaku Direktur Utama
Perum Produksi Film Negara (PFN).
Sinopsis Singkat:
Film Anak Titipan Setan bercerita tentang Putri (Gisella Anastasia) yang harus kembali ke desanya dari Australia karena keluarganya di desa Meloyo Kidul, Surakarta sedang kena masalah besar. Eyang Susana (Ingrid Widjanarko), ibu dari Putri memaksa Putri pulang membawa anak laki-lakinya, yang diyakini bisa jadi solusi dari masalah yang dihadapi.
Masalah yang mengancam keselamatan seluruh keluarga itu berawal ketika Eyang Susana ikut ritual pesugihan dan mengikat perjanjian dengan iblis Jaran Penoleh.
Bagaimana Putri mengungkap misteri keluarga dan menyelesaikan perjanjian dengan Jaran Penoleh menjadi gagasan utama film ini.
Secara historis, ritual pesugihan adalah ihwal yang lazim dilakukan masyarakat di Jawa era 80 dan 90an bahkan sampai sekarang. Ritual pesugihan ini yang menjadi latar belakang film Anak Titipan Setan.
Menurut Erwin Arnada, selaku sutradara dan produser film Anak Titipan Setan, di film ini ada treatment khusus dalam membangun suspense.
“Pendekatan artistik, baik dari set property film juga visual effect jadi konstruksi utama dalam membangun suspense. Penonton akan merasakan ketakutan sekaligus melihat keindahan dari visual yang kami buat. Beautifully scary konsepnya. Saya tidak mengandalkan teknik jumpscare untuk meneror penonton. XR Tech yang ada di Studio PFN membanggakan dan menekan cost sehingga tidak perlu hunting set lokasi kemana-mana cukup dalam studio semua ada solusinya,” jelas sineas yang memproduseri film-film laris seperti Jelangkung (2001) Tusuk Jelangkung (2022), 30 Hari Mencari Cinta (2004) dan Catatan Akhir Sekolah (2005).
Adapun tujuan PFN dan Jaman Studio mengangkat cerita ini ke film layar lebar adalah untuk mengangkat sisi budaya Indonesia terkait urban legend Jaran Penoleh sekaligus sebagai media edukasi kepada masyarakat bahwa pesugihan adalah jalan yang salah untuk memperoleh kekayaan, jabatan, atau kekuasaan secara instan.
Menarik penerapan ExTended Reality dari PFN Studio menjadikan film Anak Titipan Setan menjadi film nasional pertama dengan XR Tech.
XR Studio yang dimiliki PFN tidak hanya untuk film tapi juga iklan dengan efisiensi biaya yang sangat menguntungkan filmmaker dan produser karena teknologi yang sama tidak perlu lagi ke luar negeri.
“Jaman Studio tertarik untuk memproduksi film Anak Titipan Setan karena cerita urban horror yang mengangkat pesugihan Jaran Penoreh yang merupakan genre horor dan penokohan yang berbeda,” ujar Soemijato Muin, Executive Producer Jaman Studio.
“Yang menarik dari film Anak Titipan Setan adalah munculnya sosok-sosok mistis baru pertama digambarkan dalam film,” lanjutnya.
Film Anak Titipan Setan dibintangi sederet aktris ternama Indonesia, seperti Gisella Anastasia, Ingrid Widjanarko, dan Annisa Hertami serta aktor berbakat Yogyakarta, seperti Ibnu Gundul, Soeyik, Nano Asmorodono dan memperkenalkan pemain cilik Gabriel Bivolaru.
Film Anak Titipan Setan yang menjalani proses syuting selama 17 hari di kota Yogyakarta menjadi film horor pertama yang diproduksi oleh Jaman Studio dan merupakan film kedua yang diproduksinya setelah film Dear Imamku yang rilis tahun 2021.
Film Anak Titipan Setan akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 12 Januari 2023. (oct)