Penjabat Wali Kota Sukabumi Jelaskan Upaya Pemkot Terkait KIPI

Penjabat Wali Kota Sukabumi Jelaskan Upaya Pemkot Terkait KIPI
PJ Walikota Sukabumi Ketika Diwawancara awak media setelah melaksanakan zoom meeting terkait KIPI

Guetilang.com, Sukabumi- Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, bersama jajaran terkait mengikuti Zoom Meeting dengan Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI),di Ruang Pertemuan Setda Kota Sukabumi, Kamis (20/06/2024).

Pertemuan secara daring ini dihadiri oleh  Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Polres Sukabumi Kota, Kodim 0607, serta pihak keluarga untuk membahas kasus terduga KIPI yang terjadi baru-baru ini.

Dalam konferensi pers, Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menyatakan bahwa sejak kejadian dilaporkan, pemerintah kota, terutama Dinas Kesehatan, telah melakukan berbagai upaya sesuai prosedur.

Langkah-langkah yang diambil antara lain, Mendampingi keluarga almarhum, mulai dari merespon pelaporan hingga proses pemakaman, mengumpulkan data terkait kejadian KIPI, termasuk data sebelum dan saat kejadian, dari pihak keluarga dan puskesmas, melaporkan kasus KIPI kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, KOMDA KIPI Jabar, Kementerian Kesehatan, dan KOMNAS KIPI, berkoordinasi dengan lintas sektor terkait, menyiapkan bahan audit dan melakukan audit bersama KOMDA KIPI dan KOMNAS KIPI.

"Kami telah berkoordinasi dengan lintas sektor, menyiapkan bahan audit, dan melakukan audit bersama KOMDA KIPI dan KOMNAS KIPI," ujar Kusmana. 

Kusmana menjelaskan hasil audit dari KOMNAS KIPI yang memberikan kesimpulan bahwa prosedur pemberian imunisasi telah dilakukan sesuai dengan yang berlaku. 

Namun, untuk mengetahui penyebab kematian, diperlukan tambahan data dan bukti dengan melakukan pemeriksaan uji endotoksin dan sterilitas terhadap semua vaksin yang diberikan serta melakukan otopsi forensik atau klinis.

Mengikuti penyampaian hasil audit kepada keluarga di Pemda, Kusmana Hartadji menyatakan bahwa pihak keluarga ingin kepastian terkait penyebab kematian. 

"Secara prosedur, semuanya sudah dilakukan, namun, karena data tidak lengkap, untuk memastikan penyebab kematian, kami menunggu hasil uji dari BP POM yang akan keluar tiga minggu kemudian, serta akan dilakukan otopsi untuk memastikan hal ini," jelasnya.

Lebih lanjut disebutkan, Pemerintah Kota Sukabumi berkomitmen untuk mendampingi keluarga almarhum, mendampingi dan mengawal setiap tahapan yang diperlukan. 

"Prosedur vaksinasi anak sudah dilakukan sesuai ketentuan, almarhum telah divaksin sejak lahir dan menerima empat kali imunisasi, kami juga mengirimkan video dari saat anak mulai merasakan panas, dan kami sedang mencari penyebab utamanya," tambahnya.

Sebagai bentuk komitmen, pemerintah hadir langsung ke rumah keluarga korban, mulai dari melayat, Dinkes memberikan laporan secara rinci, hingga saat ini mengawal agar ada kepastian penyebab kematian tersebut. 

"Puskesmas juga terus berkomunikasi dengan keluarga, dan ini menjadi evaluasi bagi kami, kami tidak dapat memberikan jawaban pasti penyebab kematian sebelum ada hasil penelitian," pungkas Kusmana.

Dengan komitmen yang kuat, Pemerintah Kota Sukabumi berjanji akan terus mengawal proses ini hingga ada kepastian terkait penyebab kematian, demi menjamin transparansi dan keadilan bagi keluarga korban serta seluruh warga kota.