Kecombrang, Obat Tradisional Batuk dan Luka Sejak Nenek Moyang Dulu
Guetilang.com
Bengkulu_Kecombrang atau honje merupakan tumbuhan sejenis rempah dapat dijadikan obat-obatan, penyubur rambut serta dimanfaatkan sebagai bahan sayur, tumbuhan yang memiliki nama latin Etlingera Elatior ini tumbuh subuh di kawasan obyek wisata, Hutan Mahoni, Damar dan Pinus di Desa Pal VIII Kecamatan Bermani Ulu Raya, kabupaten Rejang Lebong provinsi Bengkulu.
Oleh masyarakat setempat, Kecombrang dimanfaatkan untuk obat batuk, penyubur rambut, demam tinggi, obat luka, bahan sayuran sebagai rebusan lalapan atau bumbu rempah serta penambah nafsu makan.
Tumbuhan rempah ini memiliki banyak nama, seperti halnya di Bengkulu tumbuhan kecombrang ini disebut Unji. Di Medan, dikenal dengan Kincung dapat dijadikan obat batuk tradisional.
Agar bisa menjadi obat batuk tradisional, caranya batang Unji dipotong sepanjang sekira 30 cm hingga 40 cm. Lalu, batang yang sudah diambil tersebut dibakar atau dipanggang dengan mengunakan bara api yang tidak terlalu besar.
Setelah beberapa menit dibakar, kulit batang Unji dibagian luar dikelupas hingga menemukan umbut atau bagian batang yang muda dibagian bagian dalam batang.
Kemudian, umbut tersebut ditumbuk dengan menggunakan benda keras. Namun, penumbukan umbut tersebut tidak terlalu hancur.
Hal tersebut untuk memperoleh air dari umbut batang Unji. Langkah selanjutnya, umbut yang telah ditumbuk diperas hingga menghasilkan air dengan diwadahi gelas.
Air yang dihasilkan tersebut di campur dengan air mineral secukupnya dan gula batu, setelah itu obat tradisional batuk tersebut dapat langsung di konsumsi.
''Umbut yang sudah menghasilkan air, dicampur dengan air mineral secukupnya. Masukkan juga gula batu secukupnya, lalu langsung di minum,'' kata salah satu warga Dusun III Desa Pal VIII Kecamatan Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong, Putri Hayani (36).
Obat batuk tradisinal tersebut dapat di konsumsi dua kali dalam sehari. Batang yang dipotong berukuran 30 cm hingga 40 cm dapat diolah obat batuk untuk satu kali minum.
Satu batang Unji dengan ketinggian sekira 5 meter dapat dipotong menjadi empat hingga lima potong, yang dapat diolah menjadi obat batuk.
''Warga disini bila batuk cukup mengkonsumsi obat tradisional ini dan banyak yang sembuh meski hanya dua kali konsumsi," jelas Putri.
Putri menjelaskan, menggunakan obat tradisional dari unji atau kecombrang telah dilakukan masyarakat di desa ini, secara turun menurun dari orangtua mereka. Sehingga ketika anggota keluarga yang menderita batuk, warga cukup dengan mengolah batang Unji.
''Batang unji ini sudah jadi obat sejak dahulu, dan hingga saat ini masih kami gunakan," papar Putri.
Kata Putri, obat tradisional ini juga dapat dijadikan obat batuk bagi bayi umur tiga tahun (Batita) dan bayi lima tahun (Balita), namun pengelolaannya berbeda dengan obat batuk untuk usia remaja, dewasa dan orangtua. Jika usia remaja mesti menggunakan proses cukup panjang, dari pemotongan batang, pembakaran atau dipanggang, penumbukan dan pemerasan umbut.
Sementara, untuk kalangan batita dan balita. Hanya cukup dengan memotong batang yang masih tumbuh ditanah. Langkah selanjutnya, bagian yang telah dipotong tersebut diberikan plastik kresek berukuran sedang dan diikat dengan kencang menggunakan seutas tali.
Setelah menjalani proses tersebut, plastik yang telah terikat dibagian batang yang terpotong itu didiamkan sekira 12 jam.
Sebelumnya memotong batang Unji tersebut, mesti memanjatkan doa. Niatnya, batang yang dipotong tersebut untuk dijadikan obat batuk.
Konon, air dari batang yang telah dipotong tersebut jarang keluar, jika tidak adanya niat atau memanjatkan doa sebelumnya.
Setelah didiamkan sekira 12 jam. Batang yang telah dipotong dan ditutupi atau dibungkus dengan plastik tersebut akan mengeluarkan air.
Air yang tertampung dalam plastik tersebut diambil dan langsung diberikan kepada batita dan balita yang sedang mengalami batuk dan dapat diminum dua kali dalam sehari.
''Air yang tertampung dibatang Unji langsung diberikan kepada balita, sebagai obat batuk," ungkap Putri.
Ternyata selain sebagai obat batuk, umbut batang Unji juga bisa digunakan sebagai obat luka, dengan cara batang Unji dipotong berukuran 30 cm hingga 50 cm. Kemudian, batang tersebut dikelupas hingga menemukan umbut atau bagian muda batang.
Langkah selanjutnya, bagian muda batang ditumbuk dengan benda keras. Hanya saja, penumbukan umbut itu tidak terlalu hancur. Lalu, umbut yang telah ditumbuk tersebut diperas hingga menghasilkan air.
Air yang dihasil tersebut diberikan dibagian luka robek pada tubuh. Air yang diberikan tersebut terasa cukup pedih, ketika terkena luka robek.
Namun, air dari batang Unji yang telah diolah tersebut, dapat mempercepat atau menghentikan darah yang mengalir serta menhindari dari infeksi pada luka.
Selain dapat menyembuhkan luka dan batuk, Kecombrang juga bisa menjadi Obat Tradisional Penurun Panas, bahkan Kecombrang ini bisa dimanfaatkan untuk penyubur rambut. Dengan kata lain, sebagai pengganti shampo, bahkan jika anak malas makan, hal tersebut bisa diatasi dengan cara sederhana atau secara tradisional. Cukup dengan mengolah bunga Unji atau Kecombrang.