Produk Nusantara Ramaikan Rakernas AMAN VII di Bengkulu
Bengkulu_Beragam produk olahan dan kerajinan tangan hasil produksi Badan Usaha milik masyarakat adat (BUMMA) ikut meramaikan acara Bazaar masyarakat adat di Kutei Lubuk Kembang, Minggu 19 Maret 2023. Ratusan warga pun terlihat antusias menyaksikan acara yang dibarengi dengan penampilan seni dan tari dari para penampil.
"Dengan adanya kegiatan ini, kita jadi kenal dengan beragam produk kerajinan masyarakat adat dan ternyata bagus dan unik," kata seorang pengunjung Septian (34) di lokasi bazaar.
Sementara itu salah seorang peserta bazaar Rambu Mami dari Komunitas Sumba sengaja membawa produk kain tenun dan kain Pahikkung yang merupakan pakaian khas dari Daerah Nusantara Tenggara Barat (NTB).
"Ini merupakan kain tenun khas dari pakaian masyarakat Adat kami di komunitas Sumba," kata Rambu di lokasi bazaar.
Rambu menjelaskan, Motif dari kain khas masyarakat adat Sumba, mempunyai makna tersendiri. Misalnya motif burung Kakaimbaili atau burung Kakak Tua yang sedang melihat ke belakang. "Kakaimbaili kalau kata kami, hewan ini simbol sifat penolong. Bahkan burung Kakak Tua dijadikan simbol di kantor DPRD Sumba.
Rambu mengaku seluruh hasil kerajinan ini merupakan karya tangan asli dari para perempuan yang tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Sumba (Sumbawa) yang bergerak di bidang advokasi korban kekerasan pada perempuan.
"Hasil penjualan ini nantinya akan didonasikan kepada lembaga Sumbawa untuk mendampingi para perempuan yang mengalami kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan pelecehan seksual," ujarnya.
Senada dengan Rambu, Ketua BUMMA Komunitas Adat Dompu dari Nusa Tenggara Barat, Fita mengaku juga menjajakan lebih dari 5 jenis produk kerajinan dari bahan daun Pandan dan tenun hasil karya komunitas adat mereka. Beragam produk itu berupa tas laptop, bantal mobil hingga sarung korek api. "BUMMA ini hadir karena ingin melestarikan Alam, salah satunya pandan," ujarnya.
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menggelar Rapat Kerja Nasional ke VII di Kutei Lubuk Kembang Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Agenda pengambilan keputusan tertinggi kedua setelah Kongres ini digelar selama tiga hari, mulai dari tanggal 17-19 Maret 2023. Lebih dari 300 orang perwakilan masyarakat adat se Indonesia ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.