Posyandu Balita Desa Dilem Terus Perkuat Layanan Kesehatan Anak dan Tekan Angka Stunting

Posyandu balita Desa Dilem rutin dilaksanakan awal bulan dan dibagi menjadi tiga pos karena kondisi geografis desa tidak memungkinkan dibuat satu titik pelayanan. Total 78 balita mendapatkan layanan kesehatan serta PMT yang dikelola kader ILP menggunakan dana desa. Desa Dilem juga menjadi desa dengan angka stunting terendah di wilayah Puskesmas Winong. Para kader berharap balita tetap sehat dan perhatian terhadap honor kader dapat ditingkatkan. Selain posyandu balita, desa ini juga memiliki posyandu remaja dan lansia.

Posyandu Balita Desa Dilem Terus Perkuat Layanan Kesehatan Anak dan Tekan Angka Stunting
tim magang warkop digital berasama ibu ibu kader ILM

Purworejo – Kegiatan Posyandu Balita di Desa Dilem terus berjalan aktif sebagai upaya meningkatkan kesehatan anak dan mencegah stunting. Posyandu ini dilaksanakan rutin setiap awal bulan dan terbagi menjadi tiga pos, yaitu Pos 1 pada tanggal 1, Pos 2 pada tanggal 3, dan Pos 3 pada tanggal 5, dengan total 78 balita usia 0–59 bulan yang mengikuti kegiatan. Pembagian menjadi tiga pos ini dilakukan karena kondisi geografis Desa Dilem yang cukup tersebar, sehingga kurang efisien bila hanya dibuat dalam satu titik posyandu.

 “Sebetulnya kita penginnya jadi satu titik saja, tapi melihat kondisi geografis Desa Dilem jadi diputuskan untuk dibagi menjadi tiga pos,” ujar Ibu Suyanti selaku bidan Desa Dilem.

Setiap kegiatan posyandu, balita mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) sebagai bagian dari program Kementerian Kesehatan. Di Desa Dilem, pengolahan PMT dikelola oleh para ibu-ibu kader ILP (Integrasi Layanan Primer) dengan menggunakan dana desa. Para kader memasak, menakar, dan menyesuaikan makanan sesuai kebutuhan gizi masing-masing balita sehingga asupan yang diberikan benar-benar tepat sasaran dan mendukung tumbuh kembang yang optimal.


Desa Dilem juga tercatat sebagai desa dengan tingkat stunting terendah di antara 13 desa yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Winong. Capaian ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara kader kesehatan, pemerintah desa, serta partisipasi masyarakat berjalan efektif.

 “Harapan ke depannya tidak ada lagi balita stunting, semua balita sehat,” ungkap Ibu Tri Wahyuningsih, Ketua Kader ILP Desa Dilem.

Selain itu, beberapa kader juga menyampaikan harapan agar perhatian terhadap honor kader lebih diperhatikan mengingat peran mereka sangat penting dalam menjalankan pelayanan kesehatan masyarakat. Tak hanya posyandu balita, Desa Dilem juga menyediakan posyandu remaja dan posyandu lansia sebagai bentuk komitmen menjaga kesehatan seluruh kelompok usia. Upaya berkelanjutan ini diharapkan mampu menjadikan Desa Dilem semakin sehat dan bebas stunting di masa mendatang.