Pj Ketua TP-PKK Kota Sukabumi ikuti Kegiatan Indonesia Zero New Stunting di Kelurahan Sriwidari
Guetilang.com,Kota Sukabumi- Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Sukabumi, Diana Rahesti, membuka kegiatan Indonesia Zero New Stunting di Kelurahan Sriwidari, Kecamatan Gunungpuyuh pada Jumat, (27/09/2024).
Acara tersebut mengusung tema “Strategi Pendekatan dan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting Melalui Peran Serta Kader TP PKK Kelurahan dengan Peningkatan Pemahaman Pentingnya Keseimbangan Gizi.”
Kegiatan ini dihadiri oleh Camat Gunungpuyuh, Plt. Lurah Sriwidari, TP PKK Kecamatan Gunungpuyuh, Babinsa Kelurahan Sriwidari, perwakilan dari Dinas Pengendalian Penduduk (Dalduk), Posyandu, Ketua TP PKK Kelurahan Sriwidari, dan tamu undangan lainnya. Acara ini merupakan upaya bersama dalam mempercepat penurunan angka stunting di Kota Sukabumi.
Dalam laporannya, Plt. Lurah Sriwidari menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat tahun 2024.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berbudaya, sejahtera, maju, mandiri, dan harmonis di Kelurahan Sriwidari," ujarnya.
Camat Gunungpuyuh dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi dalam upaya penanganan stunting.
"Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga berdampak pada pembangunan sumber daya manusia jangka panjang. Kita harus memahami strategi yang tepat sasaran dan melibatkan semua pihak untuk menghadapi dan mengatasi masalah ini," ucapnya.
Sementara itu, Pj Ketua TP PKK Kota Sukabumi, Diana Rahesti, dalam sambutannya menekankan pentingnya kesehatan keluarga sebagai awal terbentuknya generasi emas Indonesia.
"Generasi keemasan harus dimulai dari keluarga yang sehat. Peran kader PKK dan Posyandu sangat penting sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan stunting. Mereka adalah mitra positif pemerintah dalam mencapai tujuan ini," ungkapnya.
Diana juga mengungkapkan bahwa berbagai intervensi telah dilakukan secara serentak sejak bulan Juni 2024 untuk menurunkan angka stunting di Kota Sukabumi.
"Kami berharap di akhir tahun 2024, prevalensi stunting di Kota Sukabumi bisa turun dari 24% menjadi di bawah 18%. Berdasarkan survei, saat ini masih di angka 26%, namun dengan upaya bersama kita optimis dapat mencapai target tersebut," tambahnya.
Kegiatan ini memberikan pemahaman kepada kader PKK dan Posyandu tentang pentingnya keseimbangan gizi serta strategi yang harus dilakukan untuk mempercepat penurunan stunting.
Dalam laporan yang disampaikan oleh Camat Gunungpuyuh, Kelurahan Sriwidari telah menunjukkan penurunan angka stunting, dan diharapkan tren penurunan ini merata di seluruh wilayah Kota Sukabumi.
Stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional, dengan target menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Kota Sukabumi sendiri merupakan salah satu dari 154 kabupaten/kota yang menjadi lokasi prioritas dalam program penurunan stunting berdasarkan keputusan Menteri PPN/Bappenas.
Namun, tantangan masih ada, mengingat prevalensi stunting di Kota Sukabumi sempat meningkat menjadi 26,9% pada tahun 2023, naik dari 19,2% di tahun sebelumnya.
Pemerintah Kota Sukabumi, melalui program-program percepatan penurunan stunting, terus melakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting, mulai dari masa pra-konsepsi hingga 1000 hari pertama kehidupan anak.
Pelaksanaan program ini melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang bekerja di masing-masing wilayah. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, TP PKK di tingkat kelurahan berperan sebagai koordinator utama dalam mendampingi keluarga berisiko stunting.
Diana Rahesti juga mengakui bahwa dalam pelaksanaan program ini, masih terdapat beberapa kendala koordinasi di lapangan, namun ia optimis bahwa penguatan peran kader TP PKK di tiap kelurahan dapat mempercepat penurunan angka stunting.
"Kolaborasi yang kuat antara semua pihak sangat diperlukan untuk memastikan upaya percepatan ini dapat berjalan sesuai target," ujarnya.
Kota Sukabumi menargetkan untuk menjadi kota zero stunting pada akhir tahun 2024 dengan mengedepankan pendekatan multisektor dan berbasis keluarga. Peran aktif kader PKK dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci sukses dalam mencapai tujuan tersebut.