Kenakan Toga Di Negeri Ginseng
Khoerul Anam, PMI di Korea Selatan, membagikan kisah perjuangannya menyelesaikan kuliah Universitas Terbuka sambil bekerja, hingga akhirnya diwisuda di KBRI Seoul.
Guetilang.com, Seoul, Korea Selatan – 20 April 2025 Hari itu, untuk pertama kalinya saya mengenakan toga di negeri orang. Tepat di Gedung KBRI Seoul, saya dan teman-teman sesama mahasiswa Universitas Terbuka mengikuti prosesi wisuda yang sudah lama kami impikan. Saya masih ingat jelas, bagaimana kami berjuang menyelesaikan kuliah sambil bekerja penuh waktu sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Saya, Khoerul Anam, bersama sahabat seperjuangan saya, Rio Santoso dan Muhamad Khasan Alawi, adalah bagian dari puluhan wisudawan UT Korea Selatan yang hari itu merayakan hasil dari perjuangan panjang. Kami bukan hanya belajar demi gelar, tapi demi masa depan yang lebih baik.
Acara ini dihadiri langsung oleh para tokoh penting dari UT dan KBRI Seoul:
Dr. Pardamean Daulay, S.Sos., M.Si – Direktur UT Layanan Luar Negeri
Prof. Dr. Ali Muktiyanto, S.E., M.Si – Wakil Rektor Bidang Keuangan
Bapak Anto Purwanto, S.Kom., MBA., MSc – Koordinator SALUT Korea
Ibu Zelda Wulan Kartika – Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul
Saya sempat berbincang langsung dengan Ibu Zelda setelah prosesi. Saat saya tanyakan harapannya untuk PMI, beliau menjawab:
“Saya bangga dengan semangat belajar teman-teman PMI. Harapannya, semoga ke depan tidak hanya mencari uang, tapi juga mengembangkan keterampilan dan ilmu agar bisa membangun daerah saat kembali ke Indonesia.”
Saya tak pernah menyangka akan sampai di titik ini. Bukan hanya lulus kuliah, tapi juga bisa aktif dalam organisasi dan komunitas PMI di Korea. Dari sana saya belajar banyak: tentang kepemimpinan, solidaritas, dan pentingnya pendidikan.
Belajar di Tengah Lelah
Kami belajar ketika orang lain beristirahat. Kami mencuri waktu dari jam tidur demi menyelesaikan tugas kuliah. Tapi inilah pilihan yang kami ambil, dan kami bangga bisa menyelesaikannya. Ini bukan sekadar cerita tentang wisuda. Ini tentang tekad, tentang mimpi yang tetap tumbuh meski jauh dari tanah air.
Saya menulis ini bukan untuk membanggakan diri, tapi untuk memberi tahu kepada siapapun terutama teman-teman PMI lainnya bahwa pendidikan itu bisa ditempuh di mana pun, asal ada niat dan kemauan.