Perlu Pelatihan Skill dan Pembinaan untuk Badut Lucu Di Lampu Merah

Perlu Pelatihan Skill dan Pembinaan untuk Badut Lucu Di Lampu Merah

Kalian pasti sudah tak asing lagi dengan mereka? Ya merekalah yang mencoba mencari nafkah dengan menghibur dikala lampu merah menyala. Keberadaan mereka sering menjadi incaran Satpol PP untuk menertibkan dan menciptakan keamanan dan kenyaman di fasilitas umum. Satpol PP menganggap keberadaan badut atau pengamen di jalan lampu lalu lintas mengganggu kenyamanan bagi pengendara sepedah motor atau mobil yang melintas. 

Keberadaan badut dan pengamen ini hampir ada disetiap lampu lalu lintas di Indonesia. Contohnya saja di simpang lampu merah brimob, Jl. Raya Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten sebagai tempat pangkalan para badut atau pengemis jalanan.

“Badut atau pengamen di lampu merah memang mengganggu, tapi mau bagaimana lagi mereka juga ingin mencari nafkah,” ujar Pak Saeroni (60 Thn) salah satu tukang ojek pangkalan disekitar lampu merah Brimob.

“Mengganggu sih, tapi mereka juga mau cari nafkah. Kalo pemerintah pengen tidak ada lagi badut atau pengemis dilampu merah bisa dibantu memberikan lowongan pekerjaan yang cocok untuk mereka,” terang Aa Abu Mafahir (17 Thn) dan Aa Mujib (20 Thn) sebagai pengendara sepeda motor.

Dalam permasalahan ini, pemerintah sudah memberikan pembinaan dan arahan untuk para badut atau pengemis dan pengamen di sekitar lampu lalu lintas. Pembinaan ini dalam bentuk pelatihan-pelatihan keterampilan sebagai bekal potensi skill mereka untuk mencari pekerjaan yang lebih layak.

“Daerah Kota Serang belum merealisasikan dalam melaksanakan pembinaan pelatihan bagi para pengamen dan pengemis jalanan karena saya sudah pernah tertangkap Satpol PP ada penyitaan atribut badut diberikan pembinaan dan arahan saja, tidak ada pelatihan secara khusus sebagai pembekalan pelatihan skill kerja,” ujar Kang Panjar (23 Thn), Kang Bram Maulana (24 Thn), dan Kang Rifki Zulkarnain (29 Thn) yang mewakili badut jalanan sebagai profesi saat dikonfirmasi.

Para badut jalanan ini sangat mengharapkan pemerintah bisa merealisasikan pelatihan-pelatihan dalam mengembangkan skill mereka dan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. ((rika suryani)