Selaras Sekolah Lapang Agribisnis Holtikultura, Dorong Ketahanan Pangan dan Lahirkan Petani Milenial

Selaras Sekolah Lapang Agribisnis Holtikultura,  Dorong Ketahanan Pangan dan Lahirkan Petani Milenial
PJ Walikota Sukabumi saat berbincang dengan selaras kota

Guetilang.com, Sukabumi- Kegiatan Selaras Sekolah Lapang Agribisnis Holtikultura Sukabumi Budidaya Jamur Tiram resmi dibuka oleh Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, pada  di Kawasan Agrowisata Cikundul, Selasa (02/07/2024).

Acara ini dihadiri oleh Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Nuraeni Komarudin, dan Kepala DKP3 Kota Sukabumi, Adrian.

Seturut dengan panitia penyelenggara, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh peningkatan jumlah penduduk Kota Sukabumi yang tidak sebanding dengan ketersediaan lahan, produksi pangan, dan kondisi perubahan iklim. 

Oleh karena itu, Selaras Sekolah Lapang Agrobisnis hadir sebagai upaya mendukung pemenuhan kebutuhan pangan melalui pemanfaatan teknologi yang efektif.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan jumlah petani milenial di Kota Sukabumi. 

Para peserta akan mendapatkan pelatihan tentang budidaya jamur tiram dengan dua metode, yaitu hidroponik dan tradisional. Sebanyak 40 peserta yang telah lulus seleksi mengikuti pelatihan ini.

Dalam arahannya, Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, mengapresiasi kegiatan ini karena selain mendapatkan ilmu, para peserta juga mendapatkan beberapa fasilitas untuk mengembangkan budidaya jamur tiram. 

"Data dari BPS menunjukkan bahwa jumlah petani milenial hanya 14%, dan 52% di antara mereka yang menggunakan teknologi," kata Kusmana Hartadji.

Pj. Wali Kota Sukabumi berharap ilmu yang didapatkan dalam pelatihan ini dapat ditransformasikan kembali kepada orang lain. 

"Saya mendorong para peserta untuk tidak mudah bosan, konsisten, dan fokus pada usaha yang akan digeluti. 

Di era ini, para milenial membutuhkan keterampilan dan harus menghilangkan sikap gengsian," terangnya.

Penjabat Wali Kota  berharap kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan dan mendorong pemanfaatan lahan-lahan terbuka untuk ditanami vegetasi. 

Kegiatan ketahanan pangan dapat berdampak pada penurunan angka prevalensi stunting, karena semakin banyak tumbuhan produsen pangan yang ditanam akan mendukung peningkatan nutrisi dan asupan makanan bergizi kepada para Balita.