Ketika Alumni SLB Ramaikan Sekolah Barista di Bengkulu...
BENGKULU_Wajah Andre (20) terlihat serius di depan mesin kopi. Ia sedang membuat sejumlah motif pada latte art di permukaan kopi. Terlihat gagal, lalu mencoba lagi keringat sebesar pentol korek api terlihat di keningnya. Usaha keras Andre belum membuahkan hasil membuat latte art dengan beragam motif. Latte art adalah seni menggambar pola di atas kopi espresso berbahan dasar cappucino dan caffe latte.
"Saya menyukai latte art namun masih belum berhasil. Baru dua hari kami belajar latte art. Saya harus bisa," kata Andre, di Balai Latihan Kerja (BLK) Provinsi Bengkulu.
Mufti (24) terlihat mondar-mandir di ruang kelas seperti kagum atas aroma kopi yang berhasil ia buat dibawah bimbingan instruktur.
"Aroma wangi," ujar Mufti sambil menciumi kopi pada segelas cangkir.
Andre, Mufti dan beberapa orang lainnya merupakan peserta pelatihan barista yang diselenggarakan BLK Provinsi Bengkulu. Terdapat 14 peserta pelatihan barista, beberapa di antara peserta merupakan alumni Sekolah Luar Biasa (SLB).
Meski alumni SLB terlihat kegigihan mereka dalam menyerap ilmu menjadi barista. Peserta pelatihan barista alumni SLB kebanyakan pemalu. Heri Supandi salah seorang instruktur barista yang ditunjuk BLK memuji semangat peserta terutama para alumni SLB.
"Mereka gigih, percaya diri, mau belajar serta berencana menjadi pengusaha kafe kopi semua cita-citanya usai mengikuti pelatihan ini," kata Heri Supandi.
Sejumlah peserta seperti Andre, Arik, Reki, Deni, umumnya berkeinginan membuka usaha kopi sendiri sebagai peluang usaha. Selain itu menjadi barista tersertifikasi menurut mereka cukup penting sebagai bentuk profesionalisme pada dunia kerja.
"Setelah pelatihan ini, saya akan buka usaha kopi kebetulan ada sedikit tempat, tinggal melengkapi peralatan saja," ujar Andre malu-malu.
Para peserta pelatihan BLK umumnya mendaftar menjadi peserta melalui media sosial BLK.
"Lewat instagram saya tahu ada pelatihan barista. Lalu saya daftar dan keterima," ujar Andre.
Beragam ilmu mengelola kopi yang mereka pelajari seperti manual brewing, latte art, V60, membedakan kopi robusta dan arabika. Serta membuat menu-menu kopi kekinian.
"Selain itu materi pelatihannya yakni sejarah kopi, jenis-jenis kopi, manfaat kopi, teknik penyeduhan manual dan mesin. Pelatihan selama 3 minggu. Intinya kalau ada peluang bidang kerja barista peserta bisa diandalkan. Mereka juga akan diuji untuk mendapatkan sertifikasi. Sertifikat barista sekarang diperlukan karena sertifikat jaminan profesional. Selain itu sertifikat membuat mereka punya posisi kuat secara profesi apabila bekerja di perushaan-perusahaan seperti kafe kopi," jelas Instruktur Barista, Hery Supandi.
BLK Pilar Menurunkan Kemiskinan
Kepala UPTD Pelatihan Kerja, Provinsi Bengkulu, Nurman Jaya, mengungkapkan BLK merupakan pilar penting dalam menurunkan angka kemiskinan.
BLK strategis mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas. Berdampak pada geliat ekonomi dan penurunan angka kemiskinan.
"Kita mengemban misi lembaga vokasional informal yang menyiapkan tenaga kerja profesional. juga mencetak pengusaha yang diperlukan kondisi kekinian," jelas Nurman.
Ada banyak jurusan yang dibuka di BLK Bengkulu seperti finishing kayu, barista, pengolahan ikan, las, sekretaris, IT, design grafis, dan housekeeping.
Nurman juga menyinggung banyak alumni sekolah kesehatan di Bengkulu yang tak terserap pasar internasional di Arab, Jepang, dan Korea akibat kurangnya kemampuan bahasa.
"Ada ribuan alumni sekolah tinggi kesehatan di Bengkulu. Mereka kalah di pasar internasional karena bahasa, ke depan kita akan buka sekolah-sekolah bahasa seperti Arab, Mandarin, Inggris, Jepang, karena negara-negara tersebut butuh tenaga kesehatan secara besar," ujar Nurman.