Cari Jati Diri 52 Orang Pelajar SMP di Bengkulu Utara Goresi Lengan

Cari Jati Diri 52 Orang Pelajar SMP di Bengkulu Utara Goresi Lengan

Bengkulu Utara_Beralasan ingin mencari jati diri, 52 orang pelajar salah satu SMP di Kabupaten Bengkulu Utara, nekat melukai lengan mereka, atas aksi tersebut pihak kepolisian dan dinas Pendidikan setempat mengambil langkah tegas agar kejadian serupa tidak terjadi lagi dan ditiru sekolah lainnya. 

Kapolres Bengkulu Utara, AKBP. Andy Pramudya Wardana mengatakan, hari ini telah melakukan pertemuan dengan para pelajar, dinas pendidikan, pihak sekolah dan orang tua para pelajar, hasilnya para pelajar diminta tidak mengulanginya lagi.

"Hari ini di SMP Argamakmur Bengkulu Utara telah di laksanakan Pertemuan terkait Berita 52 Siswa/Siswi SMP Argamakmur yang menyayat Tangan Sendiri, ingin mencari jati diri setelah melihat media sosial," kata Andy, Sabtu (11/3/2023).

Andy menjelaskan, pertemuan dilakukan untuk mengklarifikasi berita 52 Siswa siswi SMP di Argamakmur yang menyayat Tangan Sendiri dengan tujuan untuk menerangkan bahwa Permaslahan tersebut telah di selesaikan oleh pihak sekolah, Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak, serta Polres Bengkulu Utara sehingga permasalahan tersebut tidak menjadi polemik dan tidak menjadi trend di sekolah lain terkhusus di Wilayah Kabupaten Bengkulu Utara.

"Permasalahan adanya 52 orang pelajar menyanyat tangan telah selesai dan tidak menjadi polemik lagi, dan bersama dinas Pendidikan akan menghimbau agar tidak ditiru oleh sekolah lain," jelas Andy.

Andy mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan para pelajar ini melukai tangan, karena ingin mencari jati diri terinspirasi dari media sosial dan juga karena faktor dikeluarga para pelajar.

"Mencari jati diri meniru yang dilakukan media sosial dan karena faktor dimarahi orang tua dirumah," ungkap Andy.

Diketahui sebelumnya ditemukan hanya beberapa orang siswa yang memiliki luka gores, namun saat dilakukan pemeriksaan ada sekitar 52 siswa yang berasal dari semua kelas tampak kompak menggoresi lengan.

"Saat kita cek dan selidiki para siswa ini menggores lengan tapi bukan menggunakan benda tajam seperti silet, pisau, alasan para siswa ini menggoresi lengan itu hanya untuk mengikuti trend konten ditiktok," kata Fahrudin, Jumat (10/3/2023).

Fahrudin menjelaskan, Para siswa terpengaruh dari konten di media sosial yang menggoresi lengan, saat ini pihak dinas telah memanggil sejumlah siswa, orangtua siswa, kepala sekolah untuk mengetahui pasti latar belakang melakukan aksi tersebut.