“PUM Belanda Memfasilitasi Petani Jatim Perkuat Hilirisasi Komoditas Lokal”

“PUM Belanda Memfasilitasi Petani Jatim Perkuat Hilirisasi Komoditas Lokal”

“PUM Belanda Memfasilitasi Petani Jatim Perkuat Hilirisasi Komoditas Lokal”
Diskusi antara pengusaha Jawa Timur dengan organisasi PUM Netherlands di Graha Kadin Jatim, Selasa (14/10/2025)

Upaya untuk memperkuat nilai tambah komoditas di Jawa Timur mendapat dorongan konkret melalui pendampingan oleh program PUM Belanda. Dalam sebuah pertemuan penting yang diselenggarakan di Graha Kadin Jawa Timur, perwakilan petani dan pelaku usaha dari sektor kopi, bunga hias, mangga, hingga kayu gaharu hadir untuk membahas strategi hilirisasi produk komoditas.

Pendekatan pendampingan yang dilakukan oleh PUM Belanda tidak hanya sebatas aspek teknis produksi, tetapi juga mencakup aspek pasar, pemasaran, dan pengemasan agar produk komoditas petani dapat berjalan lebih “selesai” — dari bahan baku menjadi produk yang siap dipasarkan dengan nilai jual lebih tinggi. Dengan demikian, rantai nilai komoditas menjadi lebih pendek dan manfaat ekonomi lebih besar untuk petani.

Dalam diskusi tersebut, peserta mendorong agar produk kopi tidak hanya dijual sebagai biji mentah atau green bean, melainkan diproses menjadi kopi siap seduh atau produk turunan seperti ekstrak, kopi instan, atau kopi kemasan dengan branding lokal. Hal serupa diharapkan untuk bunga hias yang dapat diolah menjadi rangkaian dekorasi, parfum bunga, atau produk olahan florikultura bernilai tambah. Untuk mangga dan kayu gaharu, skema hilirisasi juga diarahkan ke produk olahan—seperti mangga kering, selai, jus, atau produk herbal—dan kayu gaharu menjadi bahan baku parfum, kosmetik, atau minyak atsiri.

Melalui pendampingan ini, petani dan pelaku usaha komoditas di Jatim menerima pelatihan aspek kualitas, standar produksi, manajemen rantai pasok, hingga akses ke jaringan pasar baru. Dengan demikian, komoditas lokal tidak saja dikenal di tingkat regional, tetapi memiliki potensi penetrasi ke pasar nasional maupun ekspor.

Dengan semakin menyempurnakan proses hilirisasi komoditas — dari bahan mentah menuju produk jadi bernilai — sektor pertanian Jawa Timur memiliki peluang untuk mencetak peningkatan pendapatan petani, memperkuat ketahanan komoditas unggulan daerah, serta memperkuat posisi daya saing produk lokal di pasar yang lebih luas.