UMKM Kalimantan Barat Tumbuh Pesat, Ekonomi Kreatif Jadi Tulang Punggung Baru Daerah

UMKM Kalimantan Barat Tumbuh Pesat, Ekonomi Kreatif Jadi Tulang Punggung Baru Daerah

Guetilang.com — Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta industri ekonomi kreatif di Provinsi Kalimantan Barat terus menunjukkan pertumbuhan signifikan sepanjang tahun 2025. Dukungan pemerintah, adaptasi teknologi digital, dan peran aktif generasi muda menjadi faktor utama kebangkitan sektor ekonomi rakyat di wilayah ini.

Data dari Dinas Koperasi, UKM, dan Ekonomi Kreatif Kalbar mencatat, hingga pertengahan 2025 jumlah UMKM aktif mencapai lebih dari 420 ribu unit usaha, meningkat sekitar 12 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dari angka tersebut, hampir 40 persen dikelola oleh generasi muda yang memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan usaha.

“Tren positif ini menandakan bahwa anak muda Kalbar semakin berani berinovasi. Mereka tidak hanya berdagang, tapi juga membangun brand dan menciptakan produk kreatif yang bernilai ekonomi tinggi,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalbar, Nuraini Handayani, di Pontianak, Jumat (10/10/2025).

Pertumbuhan ekonomi kreatif di Kalbar terlihat jelas di sektor kuliner, fesyen, kriya, serta digital. Kota Pontianak, Kubu Raya, dan Singkawang kini menjadi sentra munculnya berbagai usaha baru berbasis ide dan kreativitas.

Salah satu contoh sukses datang dari “Kopi Rimba Kalbar”, brand kopi lokal yang dikelola anak muda asal Bengkayang.
Pemiliknya, Dwi Kurniawan, mengaku omzetnya meningkat dua kali lipat sejak beralih ke pemasaran online.

“Awalnya jual di kafe saja, sekarang penjualan kami sampai ke luar pulau. Sosial media jadi sarana paling efektif untuk promosi,” ujarnya.

Selain kopi, berbagai produk lokal seperti tenun Sintang, anyaman bambu Kapuas Hulu, dan sabun herbal Ketapang kini menembus pasar nasional bahkan mulai dilirik pasar ekspor.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus memperkuat ekosistem UMKM melalui program Digitalisasi Ekonomi Lokal (DEL) dan pelatihan wirausaha berbasis teknologi.
Selain itu, kolaborasi dengan BUMN, perbankan, dan komunitas kreatif juga semakin intens dilakukan.

Gubernur Kalbar, Harrison, menyebut pihaknya berkomitmen menjadikan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi daerah.

“Kita ingin UMKM naik kelas — dari yang mikro menjadi mandiri, dari pasar lokal menuju nasional dan global. Itu visi besar ekonomi Kalbar ke depan,” tegas Harrison saat membuka Festival Ekonomi Kreatif Kalimantan Barat 2025 di Pontianak Convention Center.

Festival yang diikuti lebih dari 300 pelaku UMKM dari seluruh kabupaten/kota di Kalbar itu menjadi ajang kolaborasi sekaligus tempat bertemunya pelaku industri kreatif lintas sektor — mulai dari desainer, fotografer, seniman, hingga konten kreator muda.

Bank Indonesia Perwakilan Kalbar mencatat, transaksi produk kreatif di berbagai platform marketplace mencapai Rp126 miliar sepanjang semester pertama 2025, meningkat 18 persen dari tahun sebelumnya.
Sektor kopi, madu hutan, dan kerajinan tangan menjadi komoditas unggulan ekspor Kalbar.

“Kami mendorong pelaku UMKM untuk memiliki sertifikasi halal, HKI, dan kemampuan ekspor agar produk lokal punya daya saing tinggi di pasar global,” ungkap Kepala BI Kalbar, Mulyadi Arif.

Dengan meningkatnya digitalisasi, dukungan lintas sektor, dan semangat wirausaha yang tinggi, Kalimantan Barat optimistis menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif terbesar di Indonesia bagian barat.

“Kalbar punya kekayaan budaya dan sumber daya alam luar biasa. Jika dikemas dengan inovasi, ini bisa menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan,” tutup Nuraini Handayani.