Harga LPG Nonsubsidi Naik, Pengusaha Restoran Menjerit

Harga LPG Nonsubsidi Naik, Pengusaha Restoran Menjerit

Pengusaha restoran mengeluhkan kenaikan harga LPG nonsubsidi jenis Bright Gas 5,5 kg dan elpiji 12 kg. Kondisi ini bakal makin memberatkan pengusaha restoran, yang sudah tertimpa sial akibat lonjakan harga komoditas seperti cabai dan bawang.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Eddy Sutanto mengatakan, kenaikan LPG nonsubsidi otomatis bakal memicu inflasi makanan, yang sudah tersulut gara-gara peningkatan harga bahan baku.

Harga LPG Nonsubsidi Naik, Pengusaha Restoran Menjerit

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha restoran mengeluhkan kenaikan harga LPG nonsubsidi jenis Bright Gas 5,5 kg dan elpiji 12 kg. Kondisi ini bakal makin memberatkan pengusaha restoran, yang sudah tertimpa sial akibat lonjakan harga komoditas seperti cabai dan bawang.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Eddy Sutanto mengatakan, kenaikan LPG nonsubsidi otomatis bakal memicu inflasi makanan, yang sudah tersulut gara-gara peningkatan harga bahan baku.

"Sekarang inflasinya udah di atas antara bahan baku dengan harga jual, mungkin udah di atas 25 persen. Jadi memang berat sekali udah. Restoran sekarang tuh lagi berat banget," ujar Eddy kepada Liputan6.com, Senin (11/7/2022).

"Raw materialnya kan naik semua. Sekarang kayak bawang aja sudah mencapai Rp 110 ribu. Cabai aja Rp 130 ribu," keluh dia.

Kendati begitu, pengusaha restoran tersebut tidak menyalahkan pemerintah dan Pertamina soal kenaikan harga elpiji nonsubsidi. Ia pun pada akhirnya memilih legowo atas situasi sulit saat ini.

"Ya gitu kan kita lihatnya. Kecuali di dunia enggak naik, terus di Indonesia naikin sendiri. Di mana-mana (harga) udah naik," kata dia.

Oleh karenanya, ia juga meminta kesadaran masyarakat agar tidak terlalu mempersoalkan fluktuasi harga, yang ujung-ujungnya justru menyalahkan pemerintah selaku regulator.

"Sulitnya kan kita karena harga minyak dunia naik, jadi itu yang susah," sebut Eddy.

"Kalau pemerintah terus subsidi juga kan, sampai kapan? Kan ekonominya semu. Harus siap lah masyarakat dengan non-subsidi, harus lebih efisien, etos kerjanya ditingkatkan," ungkapnya.