Festival Tabot Bengkulu, Tradisi Warisan Hingga Kini

Festival Tabot Bengkulu, Tradisi Warisan Hingga Kini

“Wow!” satu kata yang terlintas dipikiranku saat berada diantara kerumuman banyak orang ketika menyaksikan suatu festival yang ada di Kota Bengkulu. ‘Festival Tabot’ ya, itulah yang saat ini saya lihat. Tak hanya sekedar festival biasa, tabot merupakan tradisi kebudayaan masyarakat Bengkulu dalam menyambut Tahun Baru Islam yang masih dilestarikan hingga kini.

Di Bengkulu perayaan Tabut pada mulanya dibawa dan dikembangkan oleh orang-orang India asal Siphoy yang dating bersama datangnya tentara Inggris ke Bengkulu tahun 1685. Mereka datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India bagian selatan, bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu. Salah satu pendatang tersebut adalah Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin yang kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Senggolo. Beliau lah yang pertama kali memperkenalkan upacara Tabot kepada masyarakat Bengkulu yang berasa disekitar Benteng Marlborough pada saat itu. Upacara ini selanjutnya diwariskan kepada anak cucu keturunannya yang kemudian diantaranya ada yang berasimilasi dengan orang Bengkulu.

Sebenarnya tak hanya Bengkulu, tabot juga berkembang di beberapa daerah lainnya seperti Padang, Painan, Banda Aceh, Pariaman, Paninjau, Pidie, Meulaboh, dan Singkil. Namun berjalannya waktu, upacara ini kian menghilang dibanyak tempat dan hanya tersisa di Kot Bengkulu dan Pairaman. Tabot sendiri merupakan sebuah kotak kayu yang dipercaya akan mendatangkan kebaikan dan menjauhkan dari mara bahaya.

Tabot-tabot yang diarak oleh masyarakat itu seperti bangunan bertingkat-tingkat layaknya masjid, dengan ukuran yang berbeda-beda dilapisi kertas warna-warni. Pembuatannya pun harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan bersama-sama oleh keluarga pemilik tabot, yakni keturunan Syekh Burhanudin (Imam Senggolo) yang merupakan pelopor dikenalkannya tabot di Bengkulu. Ada 2 kelompok besar pemilik tabot, yaitu Tabot Bangsal dan Tabot Berkas.

Diakhir tabot akan dibuang ke tempat yang dianggap keramat dan menandakan upacara ini sudah selesai. Tak hanya ritual tabot, berbagai pertunjukkan dan perlombaan seni tradisional juga akan diikuti oleh peserta yang berasal dari kabupten/kota yang berada di Provinsi Bengkulu. (lois ginoga)