Arakan Tabut Tradisi Peringatan Meninggalnya Cucu Nabi
Bengkulu_Arak-arakan pada tradisi 'Tabut Tebuang' atau pembuangan tabut di Bengkulu sempat digelar sederhana saat pandemi Covid-19, saat ini kembali digelar meriah, akibatnya ribuan warga tumpah ruah menyaksikan pembuangan Tabut yang digelar Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) Bengkulu.
Ditahun-tahun biasanya warga menanti arak-arakan tersebut sehingga memadati badan jalan yang menjadi rute pembuangan tabut yang dilakukan setiap Tahun Baru Islam.
Ketua Kerukunan Keluarga Tabut Bengkulu, Syafril mengatakan, pada prosesi terakhir tabut tebuang biasanya dilakukan arakh-arakan tabut yang didorong dengan menggunakan gerobak.
"Pada kondisi pandemi covid-19, tabut kita naikan ke mobil bak terbuka dengan hanya membawa puncak tabutnya saja, namun saat ini kembali digelar dengan arakan berjalan kaki" Kata Syafril, Senin (8/8/2022).
Syafril menjelaskan, untuk ritual tradisinya tetap seperti tahun-tahun sebelumnya. Baik rute jalan yang dilintasi hingga ziarah di pemakaman umum Karabela, di Kelurahan Kebun Tebeng Kota Bengkulu, yang dilambangkan sebagai kawasan Padang Karbala di Irak.
Pembuangan tabut sendiri merupakan puncak rangkaian ritual tabut yang digelar 10 hari pada 1-10 Muharram.
Sempat tertunda selama dua tahun akibat pandemi covid-19 saat digelar kembali seperti tahun sebelum pandemi, warga sangat antusias memadati badan jalan yang dilintasi pada pembuangan tabut.
Ratna salah satu warga Kota Bengkulu mengaku, tradisi tabut tebuang merupakan hal yang sangat ditunggu olehmasyarakat. Masyarakat sangat merindukan arak-arakan bangunan tabut yang melambangkan peti mati berisi jenazah Husein, cucu Nabi Muhammad SAW yang gugur dalam perang di Padang Karbala Irak, yang merupakan tradisi yang sudah melekat bagi masyarakat Bengkulu.
"Sudah dua tahun kita menunggu arakan kembali digelar, jadi pas ada arakan kita langsung menyaksikan tradisi tahunan ini," tutup Ratna.