Moderasi Berkeagamaan Sebagai Penangkal Indoktrinasi Paham Intoleransi, Ekstrimisme, Radikalisme dan Terorisme
Moderasi berkeagamaan atau berkeagamaan secara moderat adalah suatu tataran pemahaman konsepsi dan implementasi inklusif yang urgent dan kontekstual mutlak sangat diperlukan dan dibutuhkan dalam membangun semangat perdamaian dunia dewasa ini.
Terlebih dalam perspektif ke-Indonesiaan kita, berkeagamaan secara moderat sangatlah mutlak diperlukan dan dibutuhkan dalam terus menjaga teguh harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara.
PANCASILA & NKRI sebagai bentuk final spiritualisme kebangsaan kita yang menaungi dan memayungi rajutan harmoni kehidupan bersama ini haruslah ditopang kuat dengan pondasi moderasi pemahaman berkeagamaan dalam kompleksitas tantangan kehidupan di era modern abad 21 ini.
Moderasi berkeagamaan ini adalah sebuah cermin kesejatian sikap dan semangat passing over, menyelami spiritualitas berbagai agama yang selalu menjaga konsistensi untuk senantiasa berada di tengah-tengah dalam merawat harmoni kedamaian yang berperadaban maju di tengah kehidupan yang serba majemuk, bhinneka, plural, beragam ini.
Model sikap moderasi ini adalah sebuah sikap moral-spiritual yang secara potensial akan melahirkan suatu ruang diskursus atas pemahaman yang senantiasa mengedepankan sikap dan prilaku yang adil, seimbang, bijak, bermartabat dan toleran terhadap keberagaman tanpa ada yang merasa paling benar atas klaim kebenaran tunggal yang bisa menciptakan disharmoni keutuhan sebuah bangsa yang sangat majemuk ini.
Dalam perjalanan sangat panjang historis berdirinya bangsa dan negara besar ini, ruh semangat kebhinekaan kita yang berbeda-beda tetapi tetap satu dalam bingkai persatuan dan kesatuan sebagai sebuah entitas bangsa majemuk atau beragam ini adalah sebuah kesejatian genuine-nya karakter asli khas Indonesiawi bangsa ini yang mutlak harus semakin tulus kita jaga dan rawat bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI tercinta kita ini.
Sehingga konsep berkeagamaan dalam keragaman secara cerdas dan berperadaban luhur ini sudah dipastikan akan senantiasa menjunjung tinggi dan menjaga marwah dari esensi dua nilai universal dalam kehidupan umat manusia, yakni nilai KeTuhanan dan nilai kemanusiaan sejati yang penuh dengan spirit peneladanan prinsip-prinsip kemuliaan hidup nan toleran, penuh cinta-kasih, tenggang-rasa dan berakhlak mulia antar sesama warga bangsa sebagai sebuah konsep jalan tengah kesucian yang menjalankan tugas-tugas kemanusiaan secara adil, bijak, proporsional, penuh integritas atas komitmen untuk meninggikan kualitas kemanusiaan dalam korelasi perspektif kebajikan kewargaan diantara sesama anak bangsa.
Kohesi atau ikatan sosial bangsa Indonesia dengan nilai-nilai adab yang luhur dan mulia, yang sudah lama terbangun sedemikian kokoh ini sangatlah tetap terus memerlukan pengawalan konsep moderasi berkeagamaan ini ditengah begitu derasnya dampak negatif dari modernitas arus globalisasi informasi dengan kemajuan teknologi informasi dunia dewasa ini.
Moderasi berkeagamaan sebagai pondasi yang sangat kuat atas konsepsi landasan moralitas dan kebajikan publik setiap insan bangsa besar ini dalam memberikan penghormatan terhadap kemuliaan harkat dan martabat kemanusiaan ini diharapkan dapat hadir menjadi kekuatan karakter bangsa untuk menjaga kemurnian dan kesakralan agama sebagai anugerah rahmat Sang Pencipta untuk pengajaran moral, akhlak mulia bagi segenap umat manusia yang terhindar dari praktik-praktik penyalahgunaan kemurnian dan kesakralan agama itu sendiri dan pencederaan terhadap martabat kemanusiaan.
Moderasi berkeagamaan dalam keragaman adalah sebuah kerangka berpikir kritis-analitis supra-rasional yang memberikan jalan tengah yang lurus dari sebuah kesepakatan negosiasi dan mengakomodir semua ide atau gagasan atas kepentingan bersama dalam kesebangunan kesepakatan konsensus bersama untuk hidup berdampingan secara damai, adil dan sejahtera.
Penghargaan tinggi atas martabat kemanusiaan sebagai wujud penghormatan terhadap keberagaman yang adalah konsep fitrah dari Sang Maha Segala itu senantiasa tulus dalam menghargai koeksistensi setiap warga bangsa dengan semangat toleransi, saling menghargai perbedaan dalam kebhinekaan sebagai konsepsi anugerahNya itu.
Modal interaksi sistem Sosial-Budaya (pluralitas, etnis, ras, kepercayaan, agama), Dasar Negara Pancasila dan Konstitusi, masyarakat madani yang moderat, institusi-institusi pendidikan keagamaan yang mengajarkan konsep-konsep moderasi berkeagamaan secara cerdas dengan penguatan riset-riset sejarah, sosiologi, antropologi dan filsafat serta pola asah-asih-asuh keutamaan pekerti dalam keluarga adalah merupakan elemen-elemen dalam moderasi berkeagamaan dalam bentuk yang riil-faktual khas Indonesiawi.
Sehingga diharapkan kesucian agama betul-betul hadir menjadi sesuatu anugerah dari Sang Maha Pengasih dan Penyayang yang meresap dan mencerahkan seluruh aspek kehidupan segenap umat beragama.
Kerangka metodologi inklusif dari moderasi berkeagamaan ini memberikan pondasi moralitas dan karakter yang teguh, kuat dan kokoh dalam mengedepankan mufakat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai bagi konsensus atas kebaikan, kemaslahatan bersama yang tulus sejati.
Moderasi berkeagamaan juga sekaligus hadir memberikan konstruksi yang kuat, teguh dan kokoh bagi pengakuan dan penghormatan atas koeksistensi negara, bangsa dan kewarganegaraan.
Sehingga moderasi berkeagamaan dalam keragaman kita sebagai satu keluarga besar yang utuh warga bangsa Indonesia tercinta ini menjadi pola pengasuhan yang mencerahkan dan mencerdaskan segenap warga bangsa, sebagai sebuah sistim ketahanan keluarga besar bangsa Indonesia dalam menangkal pola-pola indoktrinasi paham intoleran, ekstrimisme, radikalisme dan bahkan terorisme.
Moderasi berkeagamaan dalam keragaman adalah sebuah laboratorium sosial masyarakat bangsa untuk terus membangun kohesi sosial yang kuat dan kokoh yang interaktif dalam ikatan yang saling berkelindan sebagai makhluk sosial berkewarganegaraan Indonesia kita ini yang sejatinya harus menjadi filter psikologis sosio-kultural kita yang bisa secara cerdas mengidentifikasi segala bentuk potensi dan tendensi dalam sistem sosial kemasyarakatan yang bisa mengganggu dan membahayakan keutuhan kita sebagai sebuah entitas bangsa besar ini.Ber
Moderasi Berkeagamaan Sebagai Penangkal Indoktrinasi Paham Intoleransi, Ekstrimisme, Radikalisme dan Terorisme.
Damailah Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita.
NKRI Harga Mati ! Salam Kebangsaan.
Penulis: HD. Febiyanto, Pengamat & Pemerhati Pengembangan Karakter Kebangsaan & Kenegarawanan