Kepala BGN: Gaji Petugas SPPG Makan Bergizi Gratis Mulai Dibayarkan

Guetilang.com, Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengumumkan bahwa pembayaran gaji petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sempat tertunda kini mulai diproses.
Seusai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/3/2025), Dadan menjelaskan bahwa penundaan pembayaran gaji terjadi akibat kendala administrasi terkait status kepegawaian.
"SPPG dalam APBN 2025 berstatus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Namun, karena proses pengangkatan P3K baru bisa dilakukan paling cepat pada April, anggaran yang dialokasikan belum dapat langsung digunakan untuk pegawai yang belum resmi berstatus P3K," jelasnya.
Mekanisme Alternatif untuk Pembayaran Gaji
Karena kendala tersebut, BGN mencari alternatif lain dalam penggunaan anggaran. Salah satunya adalah melalui mekanisme jasa konsultan, yang memerlukan proses administrasi cukup panjang.
"Kami harus mencari pola lain untuk menggunakan anggaran tersebut, salah satunya melalui jasa konsultan. Proses ini membutuhkan waktu, sehingga kami memutuskan untuk menggunakan mekanisme pembayaran lain," ujar Dadan.
Sebagai solusi, pembayaran dilakukan secara bertahap dalam tujuh tahap, sehingga petugas SPPG dapat segera menerima hak mereka.
Peran Sarjana Penggerak dalam Program MBG
Dalam implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah telah menunjuk ribuan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) untuk membantu pelaksanaannya.
Para lulusan SPPI yang telah menjalani Pendidikan Dasar dan Latihan Militer (Diksarmil) bersama TNI ini ditempatkan dalam kelompok kecil di unit layanan makan bergizi.
"Keterlibatan mereka diharapkan dapat meningkatkan efektivitas program, sehingga manfaatnya bagi kesehatan dan perkembangan anak-anak Indonesia bisa lebih maksimal," tambah Dadan.
Dengan mulai dibayarkannya gaji petugas SPPG, diharapkan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis semakin optimal, serta dapat membantu anak-anak Indonesia mendapatkan gizi yang lebih baik.