Kampung Adat Kasepuhan Banten Kidul Sirnaresmi
Sukabumi, guetilang.com - Kasepuhan Banten Kidul adalah kumpulan kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda yang tinggal di sekitar Gunung Halimun, terutama di wilayah Kabupaten Sukabumi sebelah barat hingga ke Kabupaten Lebak, dan ke utara hingga ke daerah selatan Kabupaten Bogor. Kata "Kasepuhan" ( sepuh, tua) menunjuk pada adat istiadat lama yang masih dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya,Senin (18/03/2014).
Masyarakat Kasepuhan Banten Kidul melingkupi beberapa Desa tradisional dan setengah tradisional, yang masih mengakui kepemimpinan adat setempat. Terdapat beberapa Kasepuhan di antaranya adalah Kasepuhan Ciptagelar, Kasepuhan Cisungsang, Kasepuhan Cisitu, Kasepuhan Cicarucub, Kasepuhan Citorek, serta Kasepuhan Cibedug. Kasepuhan Ciptagelar sendiri melingkup dua Kasepuhan yang lain, yakni Kasepuhan Ciptamulya dan Kasepuhan Sirnaresmi.
Pemimpin adat di masing-masing Kasepuhan itu digelari Abah, yang dalam aktivitas pemerintahan adat sehari-hari dibantu oleh para pejabat adat yang disebut baris kolot (Sd. kolot, orang tua; kokolot, tetua). Kasepuhan Ciptagelar kini dipimpin oleh Abah Ugi, yang mewarisinya dari ayahnya, Abah Anom, yang meninggal dunia pada tahun 2007. Wilayah pengaruh kasepuhan ini di antaranya meliputi desa-desa Sirnaresmi dan Sirnarasa di Sukabumi. Sementara Kasepuhan Cisungsang berlokasi di Desa Cisungsang wilayah Lebak dipimpin oleh Abah Usep.
Salah satu ritual adat tahunan Kasepuhan yang selalu menarik minat masyarakat adalah upacara Seren Taun; yang sesungguhnya adalah pernyataan syukur warga Kasepuhan atas keberhasilan panen padi.
Untuk Pemerintahan Desa Sirnaresmi di pimpin oleh Jaro (Kepala Desa) lwan Suwandri dan dibantu oleh 7 Kepala Dusun. Aepudin Kadus Sirnaresmi saat ditemui awak media menjelaskan bahwa warga masyarakat kami disini masih mempertahankan tradisi dan adat budaya dari leluhur.
"Kami sampai sekarang masih tetap menjaga dan melestarikan adat budaya yang diwariskan dari para leluhur kami,salah satunya kami tidak pernah memperjualbelikan beras hasil pertanian masyarakat kami,karena itu sangat di larang dalam tradisi kami," pungkas Aepudin.