PJ Walikota Sukabumi Hadiri Musda Ke VI Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sukabumi
Guetilang.com SUKABUMI -----
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Sukabumi menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) ke VI, untuk menentukan ketua pengurus baru. Kegiatan tersebut di gelar di Hotel Horison Sukabumi, Sabtu (17/2/2024).
Musda yang mengusung tema " Mengoptimalkan Peran Aktif PPNI dalam Mengawal Transformasi Sistem Layanan Kesehatan ini diikuti sedikitnya 233 peserta, dan dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji.
Pemkot Sukabumi tentunya mengapresiasi kepada para perawat dan tenaga kesehatan lainnya yang telah membuktikan dedikasi dan kontribusi maksimalnya selama ini. Momentum Musda ini haruslah menjadi ajang untuk berpikir secara kolektif dan integrative antara PPNI dengan pemerintah dan sejawat perawat.
" Secara pribadi dan pemerintahan, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada pengurus periode sebelumnya. Atas segala dedikasi dan kontribusi maksimalnya selama ini,'' ujar ujar Penjabat (PJ) Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji. Ia berpesan musda ini haruslah bisa melahirkan pemimpin yang mampu membawa perubahan dan semangat transformasi sistem layanan Kesehatan di Kota Sukabumi.
Kusmana mengatakan, dalam menghadapi banyak tantangan sejak tahun 2020 lalu perawatan harus mampu beradaptasi dengan situasi yang sulit dan tidak terprediksi dengan baik dimasa yang akan datang. Salah satu indikatornya adalah perawat harus memiliki sistem Kesehatan yang mampu tanggap dan responsive terhadap permasalahan-permasalahan Kesehatan yang muncul.
" Upaya untuk mewujudkan itu semua, bisa dimulai melalui optimalisasi peran dan fungsi tenaga kesehatan, salah satunya adalah tenaga perawat," jelas Kusmana. Terdapat banyak tantangan yang harus disiapkan untuk menyongsong agenda kita kedepan terlebih dalam era transformasi digital yang sudah semakin meluas.
Tentu ini lanjut Kusmana, ini menuntut adanya kontribusi dan perubahan nyata dalam sistem layanan Kesehatan. Di antaranya era disrupsi digital yang menuntut adanya percepatan adaptasi teknologi dalam setiap sisi kehidupan manusia.
" Selanjutnya bonus demografi-eksistensi pergerakan organisasi sosial atau keagamaan untuk ikut terlibat dalam perubahan etika, budaya dan produktifitas masyarakat,'' cetus Kusmana. Selain itu Global Environment Effect : dampak lingkungan global yang semakin terasa.