Keseruan Aksi 1 Jam untuk Bumi Bersama Earth Hours Purwokerto
Dalam rangka memeringati kesadaran lingkungan dan perubahan iklim, komunitas Earth Hours Purwokerto melakukan aksi 1 jam untuk bumi, memadamkan lampu mulai pukul 20.30 hingga 21.30 WIB. Melansir dari laman resmi earthhour, gerakan ini diawali oleh World Wide Fund for Nature (WWF) bersama mitranya sebagai acara pemadaman lampu secara simbolis di Sydney, Australia pada 2007 lalu hingga saat ini erathhour menjadi gerakan akar rumput terbesar di dunia.
Hal tersebut dilakukan sebagai aksi peduli lingkungan dan ajakan untuk melindungi bumi dari ancaman perubahan iklim. Melansir dari laman tirto.id selain gerakan mematikan lampu, pengguna media sosial juga akan mendedikasikan akun mereka untuk meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim, termasuk mengubah foto profil mereka.
Indonesia tentunya ambil bagian dalam aksi tersebut, menjadi 1 dari sekitar 170 negara menyerukan aksi untuk masa depan bumi yang lebih baik. Melansir dari laman resmi earthhour Indonesia, saat ini terdapat 33 komunitas Earth Hour yang tumbuh, berkembang dan tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Salah satunya komunitas Earth Hours Purwokerto, pada 25 Maret 2023, mulai pukul 20.30 WIB sukses melaksanakan acara malam puncak bertajuk “Aksi 1 jam untuk bumi” di Meotel Dafam Purwokerto, Banyumas. Dalam memeriahkan aksi tersebut, komunitas mengadakan perekrutan volunteer, menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak terkait, serta media partner sebagai sarana publikasi.
Acara tersebut terbuka bagi masyarakat Purwokerto yang ingin ikut berpartisipasi, diawali dengan aksi pemadaman lampu hotel selama 60 menit. Dalam ruangan sudah disusun berbagai lilin yang membentuk angka 60 dan masing-masing volunteer juga membawa lilin untuk menerangi diri ketika masa pemadaman lampu. Acara pembukaan dilakukan oleh wakil bupati dengan mengawali penyalaan lilin sebagai simbolis pembukaan acara.
Setelah itu, penyalaan lilin lainnya dilanjutkan oleh panita dan sesi pemadaman lampu selama 60 menit berlangsung. Setelah 60 menit usai, dilanjutkan dengan pertunjukan spesial berupa tari saman, kenthongan, pembacaan puisi, beatbox, pantomin, akustik, dan cosplay.
“Acara seru dan keren, dikemas dengan baik dan salutnya H-6 jam itu udah bisa cari tempat buat plan b yang notabenenya itu acara di alun-alun, tapi karena cuaca sedang hujan akhirnya pindah menjadi di hotel. Acara sederhana namun berkesan”, Rohyati (4/4/2023) salah satu volunteer Earth Hours Purwokerto.
Melalui kegiatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar untuk peduli terhadap kondisi planet kita, tidak dipungkiri bahwa bumi sudah semakin tua, pada tahun 2023 ini perubahan iklim sangat kentara kita alami, memicu cuaca ekstrem menjadi ancaman bagi dunia. Inisiasi kegiatan ini menjadi kontribusi hebat untuk meningkatkan kesadaran serta tanggungjawab seluruh masyarakat dalam memberi perubahan nyata. Bersama kita dapat mempromosikan aksi perubahan aktif di lingkungan demi keberlangsungan generasi yang akan datang.
“Harapan kedepannya masyarakat ataupun anak muda paham bagaimana cara menjaga bumi dimulai dari hal hal kecil seperti mengurangi penggunaan listrik untuk mencegah global warming”, Rohyati (4/4/2023). (zeha kirana)