Sekolah Swadaya di Kalimantan Barat Bangun Gedung Permanen Setelah 11 Tahun Beroperasi di Rumah Kontrakan
Setelah 11 tahun membina anak-anak Sungai Pinyuh di rumah sewaan, KB-Sekolah Padamu Negeri akhirnya memulai pembangunan gedung permanen. Dibangun dari iman, diperkuat oleh dukungan masyarakat. Bagaimana sekolah kecil ini bisa menjangkau ratusan anak dan menggugah hati banyak orang?
Sungai Pinyuh, Kalimantan Barat — Sebuah lembaga pendidikan swadaya bernama KB-Sekolah Padamu Negeri yang telah beroperasi sejak 2013 di sebuah rumah kontrakan, kini memulai pembangunan gedung permanen pertamanya di Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Langkah pembangunan ini dimulai setelah keluarga donatur dari Bogor, Oma dan Opa Zebua, menyerahkan sebidang tanah seluas 8 x 42 meter pada Desember 2024 lalu. Pembangunan sudah memasuki tahap pondasi dan kini dilanjutkan ke tahap pengecoran tiang dan balok, dak lantai pertama, serta pemasangan dinding dan tangga.
Sekolah ini lahir dari inisiatif komunitas lokal yang ingin memberikan akses pendidikan anak usia dini (PAUD) dan bimbingan belajar bagi anak-anak di daerah tersebut. Dari hanya 13 siswa di tahun awal, kini jumlah siswa PAUD telah mencapai 88 anak, menjadikannya salah satu PAUD dengan jumlah siswa terbanyak di Kabupaten Mempawah. Selain itu, sekitar 80 anak mengikuti bimbingan belajar sore hari, termasuk kelas bahasa Mandarin.
“Kami melihat bahwa pendidikan adalah salah satu jalan untuk mengubah masa depan anak-anak di sini. Namun lebih dari itu, tempat ini telah menjadi ruang tumbuh bersama bagi anak, keluarga, dan masyarakat,” ujar Pdt. Yusak Indra Gunawan, M.Pd., pimpinan lembaga dan penggagas sekolah tersebut.
Selama lebih dari satu dekade, sekolah ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan, tetapi juga tempat tumbuhnya interaksi sosial yang erat antara guru, anak-anak, dan para orang tua. Interaksi inilah yang menurut tim pengelola menjadi kekuatan utama dalam membangun kepercayaan dan partisipasi masyarakat.
Dengan mengusung misi sosial, pembangunan gedung permanen ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis untuk memperluas akses pendidikan dan mendukung pertumbuhan komunitas yang lebih mandiri. Pihak sekolah juga membuka peluang kolaborasi dan dukungan dari masyarakat luas, lembaga sosial, maupun pihak swasta.
“Kami tidak bisa melakukannya sendiri. Ini adalah ladang bersama. Harapannya, semakin banyak pihak tergerak untuk ikut mendukung pembangunan ini,” tambah Yusak.
Pembangunan gedung ini mencakup struktur sipil lantai pertama dan fasilitas penunjang lainnya, yang dirancang agar dapat menampung kegiatan belajar, bimbingan belajar, dan kegiatan komunitas dengan lebih layak dan aman.
Sekolah Padamu Negeri menjadi salah satu contoh bagaimana inisiatif lokal yang konsisten dapat menghasilkan perubahan nyata, sekaligus membuka ruang partisipasi bagi siapa saja yang peduli pada pendidikan dan kemanusiaan. (Agus Sugiarta)