Batam Bergerak: 17 Ribu Siswa Sudah Nikmati Makan Bergizi, Target Capai 57 Ribu di Akhir 2025

Guetilang.com, Batam – Di tengah geliat Kota Batam yang tak pernah tidur, aroma harapan kini hadir dari piring-piring makan siang para siswa. Sebanyak 17.217 anak sekolah di Batam telah menerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah. Bukan sekadar angka, ini adalah cerita tentang masa depan yang dibangun melalui sejumput nasi, lauk bergizi, dan komitmen yang tak main-main.
Program ini menyebar di 23 sekolah di berbagai kecamatan, dari Sekupang hingga Nongsa, dari Bengkong hingga Batamkota. Mereka semua kini menjadi bagian dari gerakan nasional menyehatkan generasi bangsa, satu suap demi satu harapan.
“Dengan 6 dapur yang telah aktif, dan rencana pembangunan belasan dapur baru, kami optimis bisa menjangkau 57 ribu siswa di akhir 2025,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Batam, Tri Wahyu Rubianto, Sabtu (12/4).
Yang menarik, seluruh dapur yang aktif saat ini dikelola pihak swasta, dari yayasan hingga koperasi. Pemerintah belum memiliki dapur sendiri, namun ini bukan kendala melainkan bentuk model kolaborasi publik-swasta yang efektif.
Beberapa dapur yang jadi tulang punggung program MBG di Batam antara lain:
- Dapur Yayasan Darusholihin di Anggrek Mas 1 dan Greenland (Batamkota)
- Yayasan Yonkenedia di kawasan Panbil (Seibeduk)
- Sinergi Inklusi Akses Pangan di Bengkong City
- Yayasan Mataram Jaya Sentosa di Tiban (Sekupang)
Sementara itu, Polresta Batam, BIN, dan Kodim 0316/Batam tengah menyiapkan pembangunan dapur tambahan di berbagai titik strategis. Bila semuanya terwujud, Batam akan memiliki 20 dapur MBG, masing-masing mampu melayani hingga 3.500 siswa setiap hari.
“Kami sudah ajukan permohonan lahan tambahan ke Badan Gizi Nasional lewat Pemprov Kepri,” ujar Tri.
Di balik layar, semangat masyarakat pun menyala. Pelaku UMKM di Batam berbondong-bondong mendaftar untuk menjadi bagian dari pelaksana program MBG. Bila lolos verifikasi BGN, mereka akan mulai beroperasi mulai 21 April 2025.
“Animonya sangat tinggi. Tapi semua harus lolos verifikasi, karena standar MBG harus terjaga dari segi keamanan pangan hingga logistik,” kata Tri.
Sejumlah sekolah penerima manfaat mencerminkan penyebaran yang merata. Mulai dari SDN 005 dan 004 Sekupang, SDN 009, 008, dan 005 Seibeduk, SMPN 16 dan 30, hingga TK Ar-Rasyid. Bahkan sekolah swasta dan sekolah Islam terpadu seperti SD Miftahul Hasanah dan SD-IT Al-Farabi juga masuk dalam daftar.
Langkah ini sekaligus menunjukkan bahwa program MBG tidak eksklusif semua anak berhak untuk sehat, tumbuh, dan bermimpi tinggi.
Target 57 ribu siswa adalah ambisi besar, tapi dengan strategi yang matang dan kolaborasi yang inklusif, Batam tampaknya siap menjadikannya kenyataan. Karena pada akhirnya, MBG bukan soal makanan semata ini soal martabat, masa depan, dan mimpi anak-anak Indonesia.