Tradisi Nègel dan Keunikan Lantayan Warnai Musim Panen di Sinar Resmi

Tradisi Nègel dan Keunikan Lantayan Warnai Musim Panen di Sinar Resmi
Warga yang sedang melakukan panen padi (nègèl)
Tradisi Nègel dan Keunikan Lantayan Warnai Musim Panen di Sinar Resmi
Tradisi Nègel dan Keunikan Lantayan Warnai Musim Panen di Sinar Resmi
Tradisi Nègel dan Keunikan Lantayan Warnai Musim Panen di Sinar Resmi

Guetilang.com, Sukabumi -Lebaran tahun ini telah usai, meninggalkan kenangan indah dan momen kebersamaan yang tak terlupakan. Kini, suasana di berbagai wilayah Indonesia mulai kembali normal setelah hiruk pikuk Lebaran. (Minggu, 21 April 2024)

Setelah merayakan Hari Raya IdulFitri, masyarakat Sinar Resmi kembali menjalani kesehariannya. Hari raya tahun ini berbarengan dengan musim panen raya, setelah masyarakat bersilaturahmi dan bermaaf maafan, masyarakat kembali melakukan aktifitas nègel. Nègel atau dibuat merupakan cara memanen padi dengan menggunakan etem. 

Etem adalah alat panen padi tradisional yang terbuat dari besi pipih. Etem digunakan untuk memotong padi dengan cara manual, satu per satu. Proses panen padi dengan etem membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Para petani, terutama para tetua, dengan cekatan menggunakan etem untuk memotong padi. Tradisi ini menjadi simbol kearifan lokal dan upaya melestarikan budaya leluhur.

Padi yang telah di panen akan dijemur di  lantayan. Lantayan adalah alat tradisional yang terbuat dari bambu yang dirangkai dan diikat dengan tali. Lantayan dibuat setinggi satu meter dari tanah dan digunakan untuk menjemur padi agar kering secara merata.

"Pada saat musim panen, lantayan akan berjejer di sepanjang jalan Desa Sinrnaresmi, hal ini menarik perhatian wisatawan karena keunikan cara menjemur padi di Desa Sinar Resmi". Ujar Kang Nopa Saat ditemui.